Thawaf adalah rukun
yang sangat penting dalam umrah dan haji, sangat sunnahkan untuk dilakukan
berulang-ulang, terutama setiap kali masuk masjid. Thawaf dari akar kata “thafa-yathufu”, yang berarti mengitari atau mengelilingi. Yang dimaksudkan thawaf adalah mengelilingi
kakbah dimulai dari Hajarul Aswad sampai tujuh kali dengan niat ibadah kepada
Allah SWT.
Thawaf memberikan
pelajaran bahwa hendaknya seorang beriman berthawaf dengan hati mengikuti ridha
Allah, sebagaimana seluruh alam berkeliling mengelilingi orbit yang telah
ditentukan Allah.
Thawaf juga
mengajarkan Allahlah sebagai tujuan hidup, ridha dan cintaNya. Dambaan hamba
dalam segenap langkahnya dengan menyerahkan jiwa dan raga di jalan dakwah dan
jihad, seperti yang dilakukan Suhaib Ar-Rumy yang berhijrah untuk bergabung
dengan Rasulullah dan meninggalkan seluruh hartanya untuk orang-orang
musyrikin. Ketika orang-orang musyrikin
mengejar beliau dan mengatakan kepadanya “Wahai Suhaib engkau datang kepada
kami dalam kondisi miskin, dan sekarang engkau mau pergi dengan seluruh hartamu
ke Madinah, itu tidak mungkin. Suhaib menjawab “Wahai orang quraisy kalau
kalian hanya ingin hartaku saya tunjukkan dimana hartaku kusimpan dan silahkan
ambil semua. Kalau ingin nyawaku, kalian
mengetahui kalau aku ahli memanah, akan aku lepaskan anah panahku dan akan
mengenai kalian satu persatu. Kalau anah panahku habis, aku akan lemparkan
tombakku dan akan menganai seorang diantara kalian. Sesudah itu aku akan mainkan pedangku. Akhirnya mereka rela pulang untuk mengambil
harta Suhaib dan membiarkannya berangkat ke Madinah. Sesampainya di Madinah Rasulullah
menyambutnya dengan mengatakan “Beruntunglah Suhaib, beruntunglah Suhaib”, dan
Allah menurunkan ayatNya :
ÆÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB Ìô±o çm|¡øÿtR uä!$tóÏGö/$# ÉV$|ÊósD «!$# 3 ª!$#ur 8$râäu Ï$t6Ïèø9$$Î/ ÇËÉÐÈ
Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya Karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya (Al-Baqarah 207).
Ibadah Thawaf
adalah salah satu ibadah istimewa dalam pelaksanaan ibadah haji, oleh karena
itu para jemaah haji yang telah berkesempatan untuk mengunjungi Baitullah
hendaklah memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk melaksanakan thawaf
sebanyak-banyaknya, karena siapapun yang melaksanakan thawaf akan merasa dekat
dengan Allah SWT.
Sebagian besar
ulama sepakat bahwa ketika masuk Masjidil Haram, tidak usah melakukan sholat
Tahiyatul Masjid atau Sholat Penghormatan kepada Masjid, karena penghormatan
kepada Masjidil Haram adalah dengan melaksanakan thawaf.
Syarat Tawaf
Tawaf syah dilakukan jika telah memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
1.
Suci badan, pakaian dan tempat dari hadas besar dan kecil serta
nakjis. Tawaf atau mengelilingi kakbah
sama dengan sholat, oleh karena itu disyaratkan suci dari hadas besar dan
kecil.
2.
Menutup Aurat.
3.
Menyempurakan keliling kakbah tujuh kali putaran. Jika ketinggalan satu
kali putaran saja maka dianggap belum tawaf.
Bila ada keraguan mengenai jumlah putaran tawafnya dihitung jumlah yang
sedikit, kemudian ditambah putarannya supaya mencukupi tujuh kali putaran.
4.
Memulai tawaf dari Hajarul Aswad dan mengakhiri di Hajarul Aswad juga.
5.
Tawaf dilakukan diluar kakbah tetapi masih di berada didalam Masjidil
Haram.
6.
Kakbah berada di sebelah kiri orang yang tawaf
7.
Terus menerus berjalan (tidak berhenti) bila tidak ada uzur.
Sunat Tawaf
Dianatara hal-hal yang disunahkan dalam tawaf
adalah :
1.
Menghadap Hajarul Aswad ketika akan memulai tawaf sambil Takbir dan
Tahlil sambil mengangkat kedua tangan seperti dalam sholat, mengusap hajarul
aswad dan mengecupnya apabila memungkinkan.
2.
Mengepit kain selubung dengan ketiak yang kanan, untuk memudahkan
berjalan cepat pada waktu tawaf.
3.
Berjalan cepat dengan menggerakkan bahu, memperkecil langkah pada tiga
kali putaran pertama, dan berjalan biasa pada empat putaran terakhir.
4.
Berdo’a di Multazam. Multazam terletak antara Hajarul Aswad dan pintu
kakbah. Disini kita disunahkan berdo’a
dengan do’a-do’a yang kita kehendaki untuk kebaikan dunia akhirat. Multazam termasuk tempat do’a yang dikabulkan
oleh Allah SWT.
5.
Sholat dua rakaat di Makam Ibrahim setelah selesai tawaf.
6.
Meminum air zam-zam sesudah selesai sholat. Setelah berdo’a di Multazam
disunahkan minum air zam-zam.
MAQAM IBRAHIM
Setelah selesai kami melaksanakan tawaf
selanjutnya Sholat di belakang Maqam Ibrahim. Secara bahasa al-maqam berarti tempat kaki berpijak,
dan Maqam Ibrahim adalah batu yang dibawa oleh Nabi Ismail AS. ketika
Pembangunan Kakbah yang digunakan untuk berdiri Nabi Ibrahim AS.
Di atas batu itulah Nabi Ibrahim membangun
kakbah dengan tangannya sendiri, yang batu-batunya dibawakan oleh Nabi Ismail
AS. Setiap kali bangunan bertambah tinggi, batu tempat Nabi Ibrahim berdiri
(Maqam Ibrahim) pun ikut naik. Menurut
Sejarawan Al Qurdi bahwa maqam Ibrahim itu tingginya hanya 20 cm namun atas
mukzizat dan kekuasaan Allah ia dapat naik turun sesuai dengan kebutuhan tinggi
rendahnya pembangunan kakbah oleh Nabi Ibrahim AS.
Beberapa keutamaam Maqam Ibrahim antara lain
: pertama, dijadikannya sebagai tempat
sholat. Ini menunjukkan keutamaan dan kemuliaan Maqam Ibrahim. Dalam
Alqur’an disebutkan “Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat sholat” (QS.
Albaqarah ayat 125). Kedua, merupakan
batu dari surga. Rasulullah SAW.
Bersabda bahwa hajarul Aswad dan Maqam Ibrahim ialah batu-batuan dari surga,
seandainya Allah tidak melenyapkan cahaya keduanya, niscaya ia akan menerangi
Timur dan Barat seluruhnya. Sementara Riwayat dari Al-Baihaki disebutkan
seandainya bukan karena dosa dan kesalahan anak cucu adam maka keduanya mampu
menerangi Timur dan Barat. Ketiga, tempat dikabulkannya do’a. Menurut Hasan Al Bashri dan ulama-ulama lainnya bahwa do’a di belakang
Maqam Ibrahim akan dikabulkan.
Selesai melakukan tawap secara rombongan
sebanyak 54 orang anggota KBIH Al-Ukhuwah, kami masing-masing mencari posisi untuk
melakukan Sholat di Belakang Maqam Ibrahim, posisi kami agak jauh dari Maqam
Ibrahim tetapi tepat di belakangnya karena disekitar maqam Ibrahim yang
berjarak kl. 14,5 meter dari hajarul aswad dan 14 meter dari rukun syami sangat
ramai dengan orang-orang yang sedang bertawap.
Sesuai tuntunan Manasik, sholat 2 rakaat di
belakang maqam Ibrahim, pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan rakaat
kedua Al-Ihlas selanjutnya berdoa :
“Ya
Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui rahasiaku yang tersembunyi dan
amal perbuatanku yang nyata, maka terimalah ratapanku.
Engkau
Maha Mengetahui keperluanku, kabulkanlah permohonanku. Engkau Maha
Mengetahui apapun yang terkandung dalam hatiku, maka ampundah
dosaku.
Ya
Allah, aku ini mohon padaMu iman yang tetap yang melekat terus di hati,
keyakinan yang sungguh-sungguh sehingga aku dapat mengetahui bahwa tiada
suatu yang menimpa daku selain dari yang Engkau tetapkan bagiku.
Jadikanlah aku rela terhadap apapun yang
Engkau
bagikan padaku. Wahai Tuhan Yang Maha
Pengasih
dari
segala yang pengasih.
Engkau
adalah pelindungku di dunia dan di akhirat. Rapatkanlah aku dalam keadaan
muslim, dan gabungkanlah kami ke dalam orang-orang yang saleh.
Ya
Allah, janganlah Engkau biarkan di tempat kami ini suatu dosapun kecuali
Engkau ampunkan, tiada suatu kesusahan hati, kecuali Engkau lapangkan,
tiada suatu hajat keperluan kecuali Engkau penuhi dan mudahkan,
maka mudahkanlah segenap urusan kami
dan
lapangkanlah dada kami, teranglah hati
kami
dan sudahilah semua amal perbuatan kami
dengan
amal Yang saleh.
Ya Allah matikanlah kami dalam keadaan
muslim, hidupkanlah kami dalam keadaan muslim,
dan masukkanlah kami ke dalam golongan
orang-orang yang
saleh tanpa kenistaan dan fitnah.”
AIR ZAM-ZAM
Setelah sholat dibelakang maqam Ibrahim
disunahkan untuk minum air zam-zam. Air zam-zam yang biasa dikerumuni orang
selesai melaksanakan tawaf adalah yang
terletak di dekat tangga naik Masjidil Haram berhadapan dengan Hajarul
Aswad.
Ditempat tersebut umumnya sangat ramai
dikerumuni jemaah yang baru selesai melaksanakan tawap sehingga untuk
mendapatkannya harus ngantri. Walaupun demikian banyak juga jemaah haji
(terutama dari luar Indonesia) yang memanfaatkan kesempatan untuk membantu
jemaah lain yang akan mengambil air zam-zam, mereka berdiri khusus untuk
menuangkan didalam gelas yang tersedia dan memberikan jemaah yang
membutuhkan. Kami menganggap sepele memang
pekerjaan tersebut tetapi sungguh merupakan suatu “kreativitas amaliah” yang
luar biasa, terlebih dilaksanakan di Masjidil Haram. Mungkin mereka berfikir
kalau sholat saja keutamaannya di Masjidil Haram 100.000 kali dibandingkan
sholat di mesjid lain. Maka membantu
sesama jemaah di tempat tersebut juga akan memiliki keutamaan yang sama
sehingga kalau saja kita membantu segelas air (+ 100 ml.) akan sama
dengan 10.000.000 ml (10.000 liter) di tempat lain, kemudian kalau kita
membantu 10 orang maka berarti kita sudah membantu 100.000 liter (kurang lebih
1 Puso)..Masya Allah.
Tentang Air Zam-ZAm berdasarkan buku sejarah
Mekkah, suatu ketika Ibrahim AS. beserta Ismail AS. dan ibunya Hajar datang ke
Mekkah, lalu Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya dan mebekalinya dengan air dan
kurma. Kemudian setelah beberapa
persediaan air mereka habis, maka naiklah hajar ke bukit Shaffa dengan harapan barangkali dapat melihat seseorang untuk
menolongnya. Namun Ia tidak melihat seorangpun. Maka larilah Hajar ke bukit Marwa dengan tujuan yang sama tetapi ia
juga tidak melihat seorangpun.
Demikianlah hajar bolak balik sampai pada
putaran ketujuh ketika akhirnya ia mendengar sebuah bunyi, yang ternyata adalah
bunyi Malaikat yang sedang mengepakkan sayapnya, maka munculah mata air. Dari
situlah hajar minum dan menyusui anaknya Ismail AS.
Kemudian datanglah ke Mekkah suatu Kabilah
dari Yaman yang dikenal dengan sebutan “Jurhum” dan mnetap di sana. Ketika kesucian Kakbah mulai tercemar (oleh
kemusyrikan) maka mata air zam-zampun ikut mongering dan sumurnyapun ikut
tenggelam sehingga tidak diketahui oleh seorangpun selama beberapa abad.
Suatu malam Abdul Muthalib kakek Rasulullah
SAW. Bermimpi. Dalam mimpinya ia
didatangi oleh suara gaib yang menyuruhnya untuk menggali sumur zam-zam
kembali, yang sebetulnya berada persis ditempat sumur zam-zam semula. Setelah digali maka keluarlah air. Abdul Muthalib selanjutnya membolehkan siapa
saja minum dari mata air itu. Dahulu
kala air zam-zam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah
pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa itu selanjutnya menyalurkan air dari
sumur ke bak penampungan air, diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar
sumur zam-zam.
Keutamaan dan Keistimewaan Air Zam-Zam antara
lain : (1) Air zam-zam berasal dari mata air surga; (2) merupakan buah pemberian
Allah berkat dikabulkannya do’a Nabi Ibrahim AS.; (3) menjadi faktor penentu
hidup dan perkembangan Mekkah; (4) merupakan bukti nyata kekuasaan Allah di
tanah suci Mekkah Al-Mukarromah; (5)
menjadi nikmat agung serta membawa manfaat besar pada Masjidil Haram; (6) sebaik-baik
jenis air di permukaan bumi; (7) munculnya melalui perantaraan Malaikat Jibril;
(8) berada pada tempat
paling suci di muka bumi ini; (9) air yang digunakan untuk mencuci hati
Rasulullah SAW. lebih dari satu kali; (10) Rasulullah SAW. Memberkatinya dengan
air ludah beliau yang suci; (11) air yang dapat berfungsi sebagai makanan
sekaligus obat untuk penyembuh segala macam penyakit; (12) dapat menghilangkan
pusing kepala; (13) barang siapa melihatnya dapat mempertajam penglihatan; (14)
jika diminum untuk tujuan kebaikan maka Allah akan mengabulkannya; (15)
keinginan untuk mengetahui seluk beluknya merupakan tanda keimanan dan terbebas
dari sikap Nifak (Munafik); (16) air minum untuk orang-orang yang baik; (17)
menjadikan badan kuat; (18) tidak akan habis walaupun airnya selalu diambil;
dan (19) telah ada sejak 5000
tahun yang lalu sehingga menjadi sumur tertua di muka bumi ini.
Para ulama mengemukakan, air
Zamzam memiliki dua puluh lima nama. 1. Hazmatu Jibril (galian Malaikat
Jibril). 2. Saqyallah Ismail (minuman Ismail dari Allah SWT). 3. Baraqah
(berkah). 4. Sayyidah (yang dimuliakan). 5. Nafi’ah (yang bermanfaat). 6.
Madhnunah (yang dipertahankan). 7. Shafiah (jernih). 8. Barrah (banyak
kebajikan). 9. Afiyah (selamat atau sehat). 10. Mughziyah (pemberi makan). 11.
Thahirah (suci). 12. Haramiyah (sumur suci). 13. Mu’nisah (yang menentramkan).
14. Tha’am Tha’m (makanan lezat).15. Syifa Saqm (penyembuh penyakit ). 16.
Sabiqah (sumur kuno) 17. Zabyah (kijang). 18. Taktum (rahasia ). 19. Syuba’ah
(pengenyang). 20. Ishal (penyambung). 21. Syarabul Abrar (minuman orang saleh).
22. Qaryatun Nami (sarang semut). 23. Hazmatu Ismail (galian Ismail). 24.
Hafiratul Abbas (liang galian Abbas). 25. Nuqratul Ghurab (patukan burung
gagak).
Adapun adab minum air zam-zam antara lain :
(1) mengambilnya dengan tangan kanan; (2) menghadap kiblat; (3) sebelum minum
membaca Basmallah; (4) boleh minum sambil berdiri atau duduk; (5) bernafas tiga
kali, lalu berhenti sejenak jika ingin minum lagi; (6) membaca Hamdalah jika
ingin minum lagi; (7) membaca doa untuk kebaikan dunia dan akhirat, karena saat
itu merupakan waktu-waktu diijabah.
Sedangkan do’a minum zam-zam :
“ Ya Alloh Aku
memohon padamu ilmu yang manfaat. rizqi yang luas. Dan obat dari segala
penyakit”
atau
اللهم
إني أشربه مستشفيا به فاشفني
Ya Alloh
sesungguhnya saya minum air zam-zam dengan harapan mendapatkan kesembuhan, maka
berilakan kesembuhan kepadaku
Sa’i
Selesai melaksanakan Tawaf, Sholat di
belakang Maqam Ibrahim selanjutnya menuju bukit Shafa dan Marwa untuk
melaksanakan Sa’i dengan membaca Surat Al-Baqarah ayat 158 :
* ¨bÎ) $xÿ¢Á9$# nouröyJø9$#ur `ÏB Ìͬ!$yèx© «!$# ( ô`yJsù ¢kym |Møt7ø9$# Írr& tyJtFôã$# xsù yy$oYã_ Ïmøn=tã br& §q©Üt $yJÎgÎ/ 4 `tBur tí§qsÜs? #Zöyz ¨bÎ*sù ©!$# íÏ.$x© íOÎ=tã ÇÊÎÑÈ
Bukit Shafa
Bukit Shafa berjarak kurang lebih 130 meter
sebelah selatan Masjidil Haram, dan dibukit ini dibangun pagar kaca dengan
bagian atap bulat berbentuk kubah. Dibukit inilah dimulainya ibadah sa’i.
Bukit shafa ini menjadi saksi banyak
peristiwa penting sepanjang sejarah, diantaranya adalah :
Pertama, sebagai tempat dakwah Nabi Muhammad
SAW. Nabi Muhammad SAW. Memulai dakwahnya secara terang-terangan dengan naik di
atas bukit shafa ini.
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu
Abbas r.a. diterangkan bahwa ketika surat Asyu’ara ayat 214 diturunkan :
öÉRr&ur y7s?uϱtã úüÎ/tø%F{$# ÇËÊÍÈ
“Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat”, maka Nabi Muhammad SAW. Naik ke atas bukit
shafa dan berseru :
Wahai Bani Fahr, Wahai Bani ‘Addi..maka
berdatanganlah orang-orang dari suku Quraisy memenuhi panggilan Nabi Muhammad
SAW. Bahkan sampai-sampai orang yang berhalanganpun mengutus orang lain untuk
memastikan apa yang telah terjadi, dan datang pula diantara mereka pada waktu
Abu Lahab. Setelah mereka kumpul maka
mulailah Nabi Muhammad SAW. Berseru : “Bukankah aku telah memperlihatkan kepada
kalian semua bahwasanya aku telah memberitahukan ada seorang di lembah ini yang
ingin merubah kehidupan kalian. Apakah
kalian semua mempercayaiku…?. Maka dengan serentak mereka menjawab “ kami tidak
pernah mendapatimu kecuali seorang yang jujur”.
Kemudian Rasulullah SAW. Berseru kembali
“Sesungguhnya aku ini adalah seorang pemberi peringatan kepadamu dari siksa
yang sangat pedih”. Mendengar hal itu maka dengan lantang Abu Lahab berteriak
“Celakalah kamu..Hanya dengan inikah kamu mengumpulkan kami ?. Maka turunlah
firman Allah yakni Surat Allahab :
ôM¬7s? !#yt Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ !$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡2 ÇËÈ 4n?óÁuy #Y$tR |N#s 5=olm; ÇÌÈ ¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# ÇÍÈ Îû $ydÏÅ_ ×@ö7ym `ÏiB ¤|¡¨B ÇÎÈ
“Binasalah kedua tangan
Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa.
tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. dan (begitu pula) istrinya,
pembawa kayu bakar. yang di lehernya ada tali dari sabut”.
Kedua, diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra.
Bahwasanya ia berkata “Orang-orang quraisy datang kepada Rasulullah SAW. Seraya
berkata “Mohonlah kepada Tuhanmu agar bukit shafa ini menjadi emas bagi kami,
dengan begitu kami akan beriman kepadamu. Benarkan apa yang kalian ucapkan tadi
? tanya Rasulullah SAW. Lalu mereka menjawab YA. Setelah itu Rasulullah SAW.
Memohon kepada Allah sehingga datanglah Malaikat Jibril as. Seraya berkata
“Sesungguhnya Tuhanmu memberi salam kepadamu (Allah berfirman), Jika aku
menghendakinya niscaya dijadikanNYA bukit shafa itu emas buat mereka. Dan
barang siapa dari mereka ingkar setelah itu, maka akan menyiksanya dengan sisa
yang belum pernah aku timpakan kepada seluruh jagat raya. Dan jika aku menghendaki, niscaya aku bukakan
bagi mereka pintu taubat dan rahmat.
Lalu Rasulullah SAW. Menjawab “Aku ingin Pintu Taubat dan Rahmat”.
Dalam riwayat lain juga diterangkan bahwa
pada saat itu turunlah dirman Allah Surat Al-Isra’ ayat 59 :
$tBur !$oYyèuZtB br& @ÅöR ÏM»tFy$$Î/ HwÎ) br& z>¤2 $pkÍ5 tbqä9¨rF{$# 4 $oY÷s?#uäur yqßJrO sps%$¨Z9$# ZouÅÇö7ãB (#qßJn=sàsù $pkÍ5 4 $tBur ã@ÅöçR ÏM»tFy$$Î/ wÎ) $ZÿÈqørB ÇÎÒÈ
“dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk
mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan kami), melainkan karena
tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu[858]. dan telah Kami
berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat,
tetapi mereka Menganiaya unta betina itu. dan Kami tidak memberi tanda-tanda
itu melainkan untuk menakuti”.
Ketiga, perlakuan buruk Abu Jahal terhadap
diri Rasulullah SAW. Pada suatu ketika Abu Jahal berjalan dibukit shafa
melintasi Rasulullah SAW. Lalu ia menyakiti dan memukul kepala beliau dengan
batu hingga terluka dan berdarah. Maka
ketika Hamzah bin Abdul Muthalib ra. Paman beliau mengetahuinya beliau langsung
mendatangi Abu Jahal yang kebetulan pada saat itu sedang berada di Nadi (tempat
perkumpulan) orang-orang quraisy didekat kakbah seraya berkata “Bagaimana
engkau mengumpat keponakaku, sedang aku berada didalam agamanya. Lalu dengan
cepat beliau memukul Abu Jahal dengan busur panah hingga menyebabkan luka yang
cukup parah. (HR. Imam Muslim).
Keempat, Bukit Shafa dijadikan sebagi tempat
berkumpul. Setelah dakwah islam
berhasil, Rasulullah SAW. Kembali ke Mekkah untuk membebaskan kota tersebut dan
bukit Shafa sebagai tempat berkumpulnya.
Kelima, setelah Fathu Mekkah (pembebasan kota
Mekkah), Rasulullah SAW. Mencium Hajarul Aswad, Lalu Tawaf dan setelah itu
beliau langsung menuju bukit shafa dan naik ke atas bukit tersebut hingga
melihat kakbah, kemudian mengangkat kedua tangannya seraya memuji kepada Allah
dan berdo’a (HR. Imam Muslim).
Keenam, Bukit shafa menjadi saksi berbaiatnya
orang-orang kafir mekkah terhadap Rasulullah SAW. Dan menyatakan masuk islam.
Marwa.
Marwa adalah sebuah bukit yang terletak
di sebelah timur laut kira-kira 300 meter daru Rukun Syami pada Kakbah,
dan merupakan tempat berakhirnya Ibadah Sa’i.