WAKTU

Tuesday, November 18, 2014

TENTANG TAWAF

Thawaf adalah rukun yang sangat penting dalam umrah dan haji, sangat sunnahkan untuk dilakukan berulang-ulang, terutama setiap kali masuk masjid.  Thawaf dari akar kata “thafa-yathufu”, yang berarti mengitari atau mengelilingi.  Yang dimaksudkan thawaf adalah mengelilingi kakbah dimulai dari Hajarul Aswad sampai tujuh kali dengan niat ibadah kepada Allah SWT.
Thawaf memberikan pelajaran bahwa hendaknya seorang beriman berthawaf dengan hati mengikuti ridha Allah, sebagaimana seluruh alam berkeliling mengelilingi orbit yang telah ditentukan Allah.
Thawaf juga mengajarkan Allahlah sebagai tujuan hidup, ridha dan cintaNya. Dambaan hamba dalam segenap langkahnya dengan menyerahkan jiwa dan raga di jalan dakwah dan jihad, seperti yang dilakukan Suhaib Ar-Rumy yang berhijrah untuk bergabung dengan Rasulullah dan meninggalkan seluruh hartanya untuk orang-orang musyrikin.  Ketika orang-orang musyrikin mengejar beliau dan mengatakan kepadanya “Wahai Suhaib engkau datang kepada kami dalam kondisi miskin, dan sekarang engkau mau pergi dengan seluruh hartamu ke Madinah, itu tidak mungkin. Suhaib menjawab “Wahai orang quraisy kalau kalian hanya ingin hartaku saya tunjukkan dimana hartaku kusimpan dan silahkan ambil semua.  Kalau ingin nyawaku, kalian mengetahui kalau aku ahli memanah, akan aku lepaskan anah panahku dan akan mengenai kalian satu persatu. Kalau anah panahku habis, aku akan lemparkan tombakku dan akan menganai seorang diantara kalian.  Sesudah itu aku akan mainkan pedangku.  Akhirnya mereka rela pulang untuk mengambil harta Suhaib dan membiarkannya berangkat ke Madinah.  Sesampainya di Madinah Rasulullah menyambutnya dengan mengatakan “Beruntunglah Suhaib, beruntunglah Suhaib”, dan Allah menurunkan ayatNya :
ÆÏBur Ĩ$¨Y9$# `tB ̍ô±o çm|¡øÿtR uä!$tóÏGö/$# ÉV$|ÊósD «!$# 3 ª!$#ur 8$râäu ÏŠ$t6Ïèø9$$Î/ ÇËÉÐÈ
 Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya Karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya (Al-Baqarah 207).
Ibadah Thawaf adalah salah satu ibadah istimewa dalam pelaksanaan ibadah haji, oleh karena itu para jemaah haji yang telah berkesempatan untuk mengunjungi Baitullah hendaklah memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk melaksanakan thawaf sebanyak-banyaknya, karena siapapun yang melaksanakan thawaf akan merasa dekat dengan Allah SWT.
Sebagian besar ulama sepakat bahwa ketika masuk Masjidil Haram, tidak usah melakukan sholat Tahiyatul Masjid atau Sholat Penghormatan kepada Masjid, karena penghormatan kepada Masjidil Haram adalah dengan melaksanakan thawaf.

Syarat Tawaf
Tawaf syah dilakukan jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1.     Suci badan, pakaian dan tempat dari hadas besar dan kecil serta nakjis.  Tawaf atau mengelilingi kakbah sama dengan sholat, oleh karena itu disyaratkan suci dari hadas besar dan kecil.
2.     Menutup Aurat.
3.     Menyempurakan keliling kakbah tujuh kali putaran. Jika ketinggalan satu kali putaran saja maka dianggap belum tawaf.  Bila ada keraguan mengenai jumlah putaran tawafnya dihitung jumlah yang sedikit, kemudian ditambah putarannya supaya mencukupi tujuh kali putaran.
4.     Memulai tawaf dari Hajarul Aswad dan mengakhiri di Hajarul Aswad juga.
5.     Tawaf dilakukan diluar kakbah tetapi masih di berada didalam Masjidil Haram.
6.     Kakbah berada di sebelah kiri orang yang tawaf
7.     Terus menerus berjalan (tidak berhenti) bila tidak ada uzur.
Sunat Tawaf
Dianatara hal-hal yang disunahkan dalam tawaf adalah :
1.     Menghadap Hajarul Aswad ketika akan memulai tawaf sambil Takbir dan Tahlil sambil mengangkat kedua tangan seperti dalam sholat, mengusap hajarul aswad dan mengecupnya apabila memungkinkan.
2.     Mengepit kain selubung dengan ketiak yang kanan, untuk memudahkan berjalan cepat pada waktu tawaf.
3.     Berjalan cepat dengan menggerakkan bahu, memperkecil langkah pada tiga kali putaran pertama, dan berjalan biasa pada empat putaran terakhir.
4.     Berdo’a di Multazam. Multazam terletak antara Hajarul Aswad dan pintu kakbah.  Disini kita disunahkan berdo’a dengan do’a-do’a yang kita kehendaki untuk kebaikan dunia akhirat.  Multazam termasuk tempat do’a yang dikabulkan oleh Allah SWT.
5.     Sholat dua rakaat di Makam Ibrahim setelah selesai tawaf.
6.     Meminum air zam-zam sesudah selesai sholat. Setelah berdo’a di Multazam disunahkan minum air zam-zam. 

MAQAM IBRAHIM
Setelah selesai kami melaksanakan tawaf selanjutnya Sholat di belakang Maqam Ibrahim. Secara bahasa al-maqam berarti tempat kaki berpijak, dan Maqam Ibrahim adalah batu yang dibawa oleh Nabi Ismail AS. ketika Pembangunan Kakbah yang digunakan untuk berdiri Nabi Ibrahim AS.
Di atas batu itulah Nabi Ibrahim membangun kakbah dengan tangannya sendiri, yang batu-batunya dibawakan oleh Nabi Ismail AS. Setiap kali bangunan bertambah tinggi, batu tempat Nabi Ibrahim berdiri (Maqam Ibrahim) pun ikut naik.  Menurut Sejarawan Al Qurdi bahwa maqam Ibrahim itu tingginya hanya 20 cm namun atas mukzizat dan kekuasaan Allah ia dapat naik turun sesuai dengan kebutuhan tinggi rendahnya pembangunan kakbah oleh Nabi Ibrahim AS.   
Beberapa keutamaam Maqam Ibrahim antara lain : pertama, dijadikannya sebagai tempat sholat. Ini menunjukkan keutamaan dan kemuliaan Maqam Ibrahim. Dalam Alqur’an disebutkan “Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat sholat” (QS. Albaqarah ayat 125). Kedua, merupakan batu dari surga.  Rasulullah SAW. Bersabda bahwa hajarul Aswad dan Maqam Ibrahim ialah batu-batuan dari surga, seandainya Allah tidak melenyapkan cahaya keduanya, niscaya ia akan menerangi Timur dan Barat seluruhnya. Sementara Riwayat dari Al-Baihaki disebutkan seandainya bukan karena dosa dan kesalahan anak cucu adam maka keduanya mampu menerangi Timur dan Barat.  Ketiga, tempat dikabulkannya do’a.  Menurut Hasan Al Bashri dan ulama-ulama lainnya bahwa do’a di belakang Maqam Ibrahim akan dikabulkan.
Selesai melakukan tawap secara rombongan sebanyak 54 orang anggota KBIH Al-Ukhuwah, kami masing-masing mencari posisi untuk melakukan Sholat di Belakang Maqam Ibrahim, posisi kami agak jauh dari Maqam Ibrahim tetapi tepat di belakangnya karena disekitar maqam Ibrahim yang berjarak kl. 14,5 meter dari hajarul aswad dan 14 meter dari rukun syami sangat ramai dengan orang-orang yang sedang bertawap. 
Sesuai tuntunan Manasik, sholat 2 rakaat di belakang maqam Ibrahim, pada rakaat pertama membaca surat Al-Kafirun dan rakaat kedua Al-Ihlas selanjutnya berdoa :
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui rahasiaku yang tersembunyi dan amal perbuatanku yang nyata, maka terimalah ratapanku.
Engkau Maha Mengetahui keperluanku, kabulkanlah permohonanku. Engkau Maha Mengetahui apapun yang terkandung dalam hatiku, maka ampundah dosaku. 
Ya Allah, aku ini mohon padaMu iman yang tetap yang melekat terus di hati, keyakinan yang sungguh-sungguh sehingga aku  dapat mengetahui bahwa tiada suatu yang menimpa daku selain dari yang Engkau tetapkan bagiku.
 Jadikanlah aku rela terhadap apapun yang Engkau
bagikan padaku. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih 
dari segala yang pengasih.
Engkau adalah pelindungku di dunia dan di akhirat. Rapatkanlah aku dalam keadaan muslim, dan gabungkanlah kami ke dalam orang-orang yang saleh.
Ya Allah, janganlah Engkau biarkan di tempat kami ini suatu dosapun kecuali Engkau ampunkan, tiada suatu kesusahan hati, kecuali Engkau lapangkan, tiada suatu hajat keperluan kecuali Engkau penuhi dan mudahkan,
maka mudahkanlah segenap urusan kami dan
lapangkanlah dada kami, teranglah hati kami 
dan sudahilah semua amal perbuatan kami
dengan amal Yang saleh. 
Ya Allah matikanlah kami dalam keadaan muslim, hidupkanlah kami dalam keadaan muslim,
dan masukkanlah kami ke dalam golongan
orang-orang yang saleh tanpa kenistaan dan fitnah.”
AIR ZAM-ZAM
Setelah sholat dibelakang maqam Ibrahim disunahkan untuk minum air zam-zam. Air zam-zam yang biasa dikerumuni orang selesai melaksanakan tawaf adalah  yang terletak di dekat tangga naik Masjidil Haram berhadapan dengan Hajarul Aswad. 
Ditempat tersebut umumnya sangat ramai dikerumuni jemaah yang baru selesai melaksanakan tawap sehingga untuk mendapatkannya harus ngantri. Walaupun demikian banyak juga jemaah haji (terutama dari luar Indonesia) yang memanfaatkan kesempatan untuk membantu jemaah lain yang akan mengambil air zam-zam, mereka berdiri khusus untuk menuangkan didalam gelas yang tersedia dan memberikan jemaah yang membutuhkan.  Kami menganggap sepele memang pekerjaan tersebut tetapi sungguh merupakan suatu “kreativitas amaliah” yang luar biasa, terlebih dilaksanakan di Masjidil Haram. Mungkin mereka berfikir kalau sholat saja keutamaannya di Masjidil Haram 100.000 kali dibandingkan sholat di mesjid lain.  Maka membantu sesama jemaah di tempat tersebut juga akan memiliki keutamaan yang sama sehingga kalau saja kita membantu segelas air (+ 100 ml.) akan sama dengan 10.000.000 ml (10.000 liter) di tempat lain, kemudian kalau kita membantu 10 orang maka berarti kita sudah membantu 100.000 liter (kurang lebih 1 Puso)..Masya Allah.
Tentang Air Zam-ZAm berdasarkan buku sejarah Mekkah, suatu ketika Ibrahim AS. beserta Ismail AS. dan ibunya Hajar datang ke Mekkah, lalu Nabi Ibrahim meninggalkan keduanya dan mebekalinya dengan air dan kurma.  Kemudian setelah beberapa persediaan air mereka habis, maka naiklah hajar ke bukit Shaffa dengan harapan barangkali dapat melihat seseorang untuk menolongnya. Namun Ia tidak melihat seorangpun. Maka larilah Hajar ke bukit Marwa dengan tujuan yang sama tetapi ia juga tidak melihat seorangpun.
Demikianlah hajar bolak balik sampai pada putaran ketujuh ketika akhirnya ia mendengar sebuah bunyi, yang ternyata adalah bunyi Malaikat yang sedang mengepakkan sayapnya, maka munculah mata air. Dari situlah hajar minum dan menyusui anaknya Ismail AS. 
Kemudian datanglah ke Mekkah suatu Kabilah dari Yaman yang dikenal dengan sebutan “Jurhum” dan mnetap di sana.  Ketika kesucian Kakbah mulai tercemar (oleh kemusyrikan) maka mata air zam-zampun ikut mongering dan sumurnyapun ikut tenggelam sehingga tidak diketahui oleh seorangpun selama beberapa abad.
Suatu malam Abdul Muthalib kakek Rasulullah SAW. Bermimpi.  Dalam mimpinya ia didatangi oleh suara gaib yang menyuruhnya untuk menggali sumur zam-zam kembali, yang sebetulnya berada persis ditempat sumur zam-zam semula.  Setelah digali maka keluarlah air.  Abdul Muthalib selanjutnya membolehkan siapa saja minum dari mata air itu.  Dahulu kala air zam-zam diambil dengan gayung atau timba, namun kemudian dibangunlah pompa air pada tahun 1373 H/1953 M. Pompa itu selanjutnya menyalurkan air dari sumur ke bak penampungan air, diantaranya juga ke kran-kran yang ada di sekitar sumur zam-zam.
Keutamaan dan Keistimewaan Air Zam-Zam antara lain : (1) Air zam-zam berasal dari mata air surga;                    (2) merupakan buah pemberian Allah berkat dikabulkannya do’a Nabi Ibrahim AS.; (3) menjadi faktor penentu hidup dan perkembangan Mekkah; (4) merupakan bukti nyata kekuasaan Allah di tanah suci Mekkah Al-Mukarromah;      (5) menjadi nikmat agung serta membawa manfaat besar pada Masjidil Haram; (6) sebaik-baik jenis air di permukaan bumi; (7) munculnya melalui perantaraan Malaikat Jibril;               (8) berada pada tempat paling suci di muka bumi ini; (9) air yang digunakan untuk mencuci hati Rasulullah SAW. lebih dari satu kali; (10) Rasulullah SAW. Memberkatinya dengan air ludah beliau yang suci; (11) air yang dapat berfungsi sebagai makanan sekaligus obat untuk penyembuh segala macam penyakit; (12) dapat menghilangkan pusing kepala; (13) barang siapa melihatnya dapat mempertajam penglihatan; (14) jika diminum untuk tujuan kebaikan maka Allah akan mengabulkannya; (15) keinginan untuk mengetahui seluk beluknya merupakan tanda keimanan dan terbebas dari sikap Nifak (Munafik); (16) air minum untuk orang-orang yang baik; (17) menjadikan badan kuat; (18) tidak akan habis walaupun airnya selalu diambil; dan        (19) telah ada sejak 5000 tahun yang lalu sehingga menjadi sumur tertua di muka bumi ini.
Para ulama mengemukakan, air Zamzam memiliki dua puluh lima nama. 1. Hazmatu Jibril (galian Malaikat Jibril). 2. Saqyallah Ismail (minuman Ismail dari Allah SWT). 3. Baraqah (berkah). 4. Sayyidah (yang dimuliakan). 5. Nafi’ah (yang bermanfaat). 6. Madhnunah (yang dipertahankan). 7. Shafiah (jernih). 8. Barrah (banyak kebajikan). 9. Afiyah (selamat atau sehat). 10. Mughziyah (pemberi makan). 11. Thahirah (suci). 12. Haramiyah (sumur suci). 13. Mu’nisah (yang menentramkan). 14. Tha’am Tha’m (makanan lezat).15. Syifa Saqm (penyembuh penyakit ). 16. Sabiqah (sumur kuno) 17. Zabyah (kijang). 18. Taktum (rahasia ). 19. Syuba’ah (pengenyang). 20. Ishal (penyambung). 21. Syarabul Abrar (minuman orang saleh). 22. Qaryatun Nami (sarang semut). 23. Hazmatu Ismail (galian Ismail). 24. Hafiratul Abbas (liang galian Abbas). 25. Nuqratul Ghurab (patukan burung gagak).
Adapun adab minum air zam-zam antara lain : (1) mengambilnya dengan tangan kanan; (2) menghadap kiblat; (3) sebelum minum membaca Basmallah; (4) boleh minum sambil berdiri atau duduk; (5) bernafas tiga kali, lalu berhenti sejenak jika ingin minum lagi; (6) membaca Hamdalah jika ingin minum lagi; (7) membaca doa untuk kebaikan dunia dan akhirat, karena saat itu merupakan waktu-waktu diijabah.
Sedangkan do’a minum zam-zam :

“ Ya Alloh Aku memohon padamu ilmu yang manfaat. rizqi yang luas. Dan obat dari segala penyakit”
atau
اللهم إني أشربه مستشفيا به فاشفني
Ya Alloh sesungguhnya saya minum air zam-zam dengan harapan mendapatkan kesembuhan, maka berilakan kesembuhan kepadaku

Sa’i
Selesai melaksanakan Tawaf, Sholat di belakang Maqam Ibrahim selanjutnya menuju bukit Shafa dan Marwa untuk melaksanakan Sa’i dengan membaca Surat Al-Baqarah ayat 158 :
* ¨bÎ) $xÿ¢Á9$# nouröyJø9$#ur `ÏB ̍ͬ!$yèx© «!$# ( ô`yJsù ¢kym |MøŠt7ø9$# Írr& tyJtFôã$# Ÿxsù yy$oYã_ Ïmøn=tã br& š§q©Ütƒ $yJÎgÎ/ 4 `tBur tí§qsÜs? #ZŽöyz ¨bÎ*sù ©!$# íÏ.$x© íOŠÎ=tã ÇÊÎÑÈ  

Bukit Shafa
Bukit Shafa berjarak kurang lebih 130 meter sebelah selatan Masjidil Haram, dan dibukit ini dibangun pagar kaca dengan bagian atap bulat berbentuk kubah. Dibukit inilah dimulainya ibadah sa’i.
Bukit shafa ini menjadi saksi banyak peristiwa penting sepanjang sejarah, diantaranya adalah :
Pertama, sebagai tempat dakwah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW. Memulai dakwahnya secara terang-terangan dengan naik di atas bukit shafa ini.
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a. diterangkan bahwa ketika surat Asyu’ara ayat 214 diturunkan :
öÉRr&ur y7s?uŽÏ±tã šúüÎ/tø%F{$# ÇËÊÍÈ  
 “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat”, maka Nabi Muhammad SAW. Naik ke atas bukit shafa dan berseru :
Wahai Bani Fahr, Wahai Bani ‘Addi..maka berdatanganlah orang-orang dari suku Quraisy memenuhi panggilan Nabi Muhammad SAW. Bahkan sampai-sampai orang yang berhalanganpun mengutus orang lain untuk memastikan apa yang telah terjadi, dan datang pula diantara mereka pada waktu Abu Lahab.  Setelah mereka kumpul maka mulailah Nabi Muhammad SAW. Berseru : “Bukankah aku telah memperlihatkan kepada kalian semua bahwasanya aku telah memberitahukan ada seorang di lembah ini yang ingin merubah kehidupan kalian.  Apakah kalian semua mempercayaiku…?. Maka dengan serentak mereka menjawab “ kami tidak pernah mendapatimu kecuali seorang yang jujur”.
Kemudian Rasulullah SAW. Berseru kembali “Sesungguhnya aku ini adalah seorang pemberi peringatan kepadamu dari siksa yang sangat pedih”. Mendengar hal itu maka dengan lantang Abu Lahab berteriak “Celakalah kamu..Hanya dengan inikah kamu mengumpulkan kami ?. Maka turunlah firman Allah yakni Surat Allahab :    
ôM¬7s? !#ytƒ Î1r& 5=ygs9 ¡=s?ur ÇÊÈ   !$tB 4Óo_øîr& çm÷Ytã ¼ã&è!$tB $tBur |=|¡Ÿ2 ÇËÈ   4n?óÁuy #Y$tR |N#sŒ 5=olm; ÇÌÈ   ¼çmè?r&tøB$#ur s's!$£Jym É=sÜysø9$# ÇÍÈ   Îû $ydÏÅ_ ×@ö7ym `ÏiB ¤|¡¨B ÇÎÈ  
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa.  tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. yang di lehernya ada tali dari sabut”.
Kedua, diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya ia berkata “Orang-orang quraisy datang kepada Rasulullah SAW. Seraya berkata “Mohonlah kepada Tuhanmu agar bukit shafa ini menjadi emas bagi kami, dengan begitu kami akan beriman kepadamu. Benarkan apa yang kalian ucapkan tadi ? tanya Rasulullah SAW. Lalu mereka menjawab YA. Setelah itu Rasulullah SAW. Memohon kepada Allah sehingga datanglah Malaikat Jibril as. Seraya berkata “Sesungguhnya Tuhanmu memberi salam kepadamu (Allah berfirman), Jika aku menghendakinya niscaya dijadikanNYA bukit shafa itu emas buat mereka. Dan barang siapa dari mereka ingkar setelah itu, maka akan menyiksanya dengan sisa yang belum pernah aku timpakan kepada seluruh jagat raya.  Dan jika aku menghendaki, niscaya aku bukakan bagi mereka pintu taubat dan rahmat.  Lalu Rasulullah SAW. Menjawab “Aku ingin Pintu Taubat dan Rahmat”.
Dalam riwayat lain juga diterangkan bahwa pada saat itu turunlah dirman Allah Surat Al-Isra’ ayat 59 :
$tBur !$oYyèuZtB br& Ÿ@ÅöœR ÏM»tƒFy$$Î/ HwÎ) br& z>¤Ÿ2 $pkÍ5 tbqä9¨rF{$# 4 $oY÷s?#uäur yŠqßJrO sps%$¨Z9$# ZouŽÅÇö7ãB (#qßJn=sàsù $pkÍ5 4 $tBur ã@ÅöçR ÏM»tƒFy$$Î/ žwÎ) $ZÿƒÈqøƒrB ÇÎÒÈ  
“dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu[858]. dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka Menganiaya unta betina itu. dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti”.
Ketiga, perlakuan buruk Abu Jahal terhadap diri Rasulullah SAW. Pada suatu ketika Abu Jahal berjalan dibukit shafa melintasi Rasulullah SAW. Lalu ia menyakiti dan memukul kepala beliau dengan batu hingga terluka dan berdarah.  Maka ketika Hamzah bin Abdul Muthalib ra. Paman beliau mengetahuinya beliau langsung mendatangi Abu Jahal yang kebetulan pada saat itu sedang berada di Nadi (tempat perkumpulan) orang-orang quraisy didekat kakbah seraya berkata “Bagaimana engkau mengumpat keponakaku, sedang aku berada didalam agamanya. Lalu dengan cepat beliau memukul Abu Jahal dengan busur panah hingga menyebabkan luka yang cukup parah. (HR. Imam Muslim).
Keempat, Bukit Shafa dijadikan sebagi tempat berkumpul.  Setelah dakwah islam berhasil, Rasulullah SAW. Kembali ke Mekkah untuk membebaskan kota tersebut dan bukit Shafa sebagai tempat berkumpulnya.
Kelima, setelah Fathu Mekkah (pembebasan kota Mekkah), Rasulullah SAW. Mencium Hajarul Aswad, Lalu Tawaf dan setelah itu beliau langsung menuju bukit shafa dan naik ke atas bukit tersebut hingga melihat kakbah, kemudian mengangkat kedua tangannya seraya memuji kepada Allah dan berdo’a (HR. Imam Muslim).
Keenam, Bukit shafa menjadi saksi berbaiatnya orang-orang kafir mekkah terhadap Rasulullah SAW. Dan menyatakan masuk islam.
Marwa.

Marwa adalah sebuah bukit yang terletak  di sebelah timur laut kira-kira 300 meter daru Rukun Syami pada Kakbah, dan merupakan tempat berakhirnya Ibadah Sa’i.