WAKTU

Saturday, November 8, 2014

TEMPAT-TEMPAT BERSEJARAH DI MADINAH


Selama di Madinah Jemaah Haji diberikan kesempatan untuk berziarah ketempat-tempat bersejarah. Umumnya Jemaah Haji yang melalui KBIH berangkat bersama-sama dalam satu Rombongan   (1 atau 2 Bus) dan selama diperjalanan dipandu oleh Pembimbing KBIH atau Petugas Pembmbing Haji sekaligus memberikan penjelasan tentang sejarah tempat-tempat yang kita kunjungi. Beberapa tempat bersejarah di Madinah antara lain : 

MAKAM BAQI'.

Baqi’ berarti “sebidang tanah lembut”. Di Madinah kebanyakan tanahnya terdiri dari bebatuan, karena itu yang lembut tidak berbatu digunakan sebagai kuburan. Baqi’ merupakan kompleks pekuburan penduduk madinah yang terletak di sebelah timur persis bersebelahan dengan halaman luar Masjid Nabawi. Didalam makam seluas kurang lebih 14 hektar itu terdapat banyak makam para sahabat Nabi, diantaranya : Usman Bin Affan, Abbas bin Abdullah, Hasan bin Ali (cucu Rasulullah), Halimah Sa’diyah (Ibu susuan Rasulullah), Putri-putri dan semua Isteri Rasulullah kecuali Khadijah di Pekuburan Ma’la dan Maimunah bin Zam’un. Istri-isteri Rasulullah yang dikubur di Baqi’ adalah : Siti Aisyah, Umi Salamah, Juwariah, Zainab, Shofiyah, Hafsah binti Umar, Mariyah Qibthiyah. Sedangkan putri-putri beliau antara lain : Fathimah, Qasim, Abdullah, Ibrahim, Ruqaiyah, Zainab, dan Umi Kalsum. Makam ini juga terbuka untuk pemakaman para jamaah haji atau umrah yang meninggal dunia. Setiap hari sesudah subuh makam ini dibuka untuk umum khususnya laki-laki untuk berziarah sedangkan bagi wanita hanya boleh melihat dari luar pagar. Di Pekuburan Baqi’ ini tidak terlihat tanda-tanda seperti Batu Nisan yang biasa kita lihat di Lombok ataupun Indonesia umumnya, tetapi hanya merupakan tumpukan tanah dan ditaruhkan batu sehingga tidak terlihat Identitas siapa sesungguhnya yang punya Makam disana. Para Penziarah juga tidak dapat masuk bebas ketengah-tengah pekuburan tetapi hanya dapat berdo’a melalaui pinggir kuburan atau berjalan melalui jalan trotoar yang sudah dibuatkan.
Ketika saya coba bertanya kepada Petugas dengan tidak menggunakan bahasa manapun tetapi hanya menyebut “ Aisyah ?” …….”Usman bin Affan ?” mereka langsung mengerti dan dijawab dengan gelengan kepala dan berkata No….No….sambil melambaikan tangan sebagaimana isyarat tangan untuk “tidak tahu” ; yang berarti mereka tidak boleh memberitahu penziarah dimana posisi sebenarnya makam-makam sahabat dan keluarga Rasulullah SAW. atau memang mereka juga tidak tahu…Wallahu a’lam.

 

Setiap makam hanya ditandai dengan tanah yang digembur dan diatasnya ditaruhkan batu, pada insert foto terlihat satu kuburan yang dilingkari dengan batu yang lebih luas dibandingkan kuburan lainnya. Mungkinkah itu kuburan Aisyah RA. Wallahua’lam, saya tidak tahu kuburan siapa sebagaimana petugas disana merahasiakannya kepada penziarah. 

Dikisahkan “Saat itu malam telah menapaki separoh perjalanannya. Pada malam itu sendiri Rasulullah Saw. sedang berada di rumah ‘A’isyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq. Mengira sang istri tercinta telah tidur pulas, tiba-tiba beliau mengambil jubahnya dan mengenakan kedua sandalnya pelan-pelan, lalu membuka pintu dan kemudian keluar pelan-pelan. Melihat hal itu, sang istri tercinta, yang ternyata belum tidur, dengan diam-diam bangun karena merasa cemburu jangan-jangan beliau akan pergi ke rumah istri beliau yang lain, keluar rumah, dan mengikuti jejak langkah beliau yang sedang menapakkan kaki menuju Makam Baqi‘. Setibanya di makam tersebut, Rasulullah Saw berdiri lama. Lalu, beliau berdoa dengan mengangkat kedua tangannya tiga kali. Ketika beliau membalikkan tubuh dan mulai menapakkan kaki menuju ke arah rumah, ‘A’isyah pun kembali dan mendahului beliau. Dan, begitu beliau kembali ke rumah, ‘A’isyah pun “menginterogasi” beliau, mengapa larut malam begitu pergi ke Makam Baqi‘. “‘A’isyah!” jawab Rasulullah Saw. “Sesungguhnya Jibrîl a.s. datang kepadaku ketika engkau melihatku tadi. Dia lalu memanggilku dengan suara pelan, agar tidak engkau ketahui. Maka, aku menjawab dengan suara pelan agar tidak engkau ketahui. Dia tidak mau masuk ke dalam rumah, karena engkau melepas pakaianmu. Kukira engkau telah tidur pulas, sehingga aku tidak ingin membangunkanmu dan aku khawatir engkau terkejut. Jibrîl mengatakan kepadaku bahwa Allah Swt. menyuruhku untuk mendatangi penghuni Makam Baqi‘ dan memohonkan ampunan bagi mereka.” “Bagaimana semestinya yang harus kuucapkan kepada mereka, wahai Rasul?” tanya ‘A’isyah binti Abu Bakar Al-Shiddiq. “Ucapkanlah, “Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepada penghuni makam, kaum mukmin dan muslim. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-orang yang selepas kami. Dan jika Allah menghendaki, maka sungguh kami akan menyusul kalian.’” jawab Rasulullah Saw”. 

Rasulullah Saw., terutama tahun terahir menjelang beliau berpulang pada 11 H/632 M, memang acap berziarah makam yang terletak di sebelah tenggara Masjid Nabawi: Makam Baqi‘ Al-Gharqad. Nama Baqi‘ menurut riwayat lain diambil dari nama akar tetumbuhan yang tumbuh di makam itu. Sedangkan Al-Gharqad adalah sejenis pohon berduri yang juga banyak terdapat di makam itu. Selain acap mengunjungi makam itu, beliau juga pernah menyatakan, barang siapa berpulang di Madinah dan dikebumikan di makan itu, beliau akan memberi syafaat kepadanya. 

JABAL (BUKIT/GUNUNG) UHUD.

Jabal Uhud termasuk salah satu bukit yang sangat memiliki nilai sejarah penting dalam sejarah Islam. Di bukit ini, terjadi peperangan yang sangat memilukan dalam sejarah Islam. Pasukan kaum Muslimin yang dipimpin langsung Nabi Muhammad SAW, bertempur habis-habisan dengan kaum musyrikin Kota Makkah. Kisah pilu ini, digambarkan oleh Rasul dengan menyebut bukit ini sebagai bukit yang nantinya akan bisa dilihat di Surga. Jadi, umat Islam yang kini akan melaksanakan ibadah haji dan menyempatkan diri untuk berziarah ke Bukit Uhud, Insya Allah saat berada di Surga juga akan menyaksikan kembali bukit ini. 

Kepiluan Nabi Muhammad SAW. di Bukit Uhud, tak lepas dari kisah pertempuran yang terjadi di kawasan ini. Dalam pertempuran itu, ratusan sahabat nabi gugur. Termasuk juga paman Rasul, Hamzah bin Abdul Muthalib, gugur dan dimakamkan di bukit ini. Bahkan, Nabi Muhammad SAW mengatakan, kaum Muslimin yang gugur dan dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain kecuali ruhnya berada pada burung hijau yang melintasi sungai Surgawi. Burung-burung itu memakan makanan dari buah-buahan yang ada di taman surga, dan tak akan pernah kehabisan makanan. 

Di kawasan Uhud itu, pertempuran spiritual dan politik dalam arti sebenarnya memang terjadi. Ketika itu, pasukan diberi pilihan antara kesetiaan pada agama dan kecintaan pada harta. Melihat lokasi dan kawasan perbukitan yang mengelilinginya, maka orang bisa membayangkan bagaimana sulitnya medan perang ketika itu.


 

Perang di kawasan Uhud, bermula dari keinginan balas dendam kaum kafir Quraisy seusai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Mereka berencana menyerbu umat Islam yang ada di Madinah. Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal tahun 3 H, atau sekitar bulan Maret 625 M. Menghadapi rencana penyerbuan tersebut, Rasulullah memerintahkan barisan pasukan Muslimin menyongsong kaum kafir itu di luar Kota Madinah. Strategi pun disusun. Sebanyak 50 pasukan pemanah, oleh Rasulullah yang memimpin langsung pasukannya, ditempatkan di atas Jabal Uhud. Mereka diperintahkan menunggu di bukit tersebut, untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya. Sedangkan pasukan lainnya, menunggu di celah bukit. Maka, perang antara pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah yang berjumlah 3.000 orang, akhirnya berkobar. Dalam perang dahsyat itu pasukan Muslimin sebenarnya sudah memperoleh kemenangan yang gemilang. Namun, kemenangan tersebut berbalik menjadi kisah pilu, karena pasukan pemanah kaum Muslimin yang tadinya ditempatkan di Bukit Uhud, tergiur barang-barang kaum musyrikin yang sebelumnya sempat melarikan diri. Melihat kaum musyrikin melarikan diri dan barang bawaannya tergeletak di lembah Uhud, pasukan pemanah meninggalkan posnya dengan menuruni bukit. Padahal, sebelumnya Nabi Muhammad SAW telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan Bukit Uhud, walau apa pun yang terjadi. Adanya pengosongan pos oleh pemanah tersebut digunakan oleh panglima kaum musyrikin, Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) untuk menggerakkan kembali tentaranya guna menyerang umat Islam. Khalid bin Walid ini, sebelumnya memang digambarkan sebagai seorang ahli strategi yang memimpin tentara berkuda. 

Akibat serangan balik tersebut, umat Islam mengalami kekalahan tidak sedikit. Sebanyak 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada. Termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib. Nabi SAW sangat bersedih atas kematian pamannya tersebut. Kematian paman nabi ini, akibat ulah Hindun binti Utbah, istri seoran kaum musyrikin, yang mengupah Wahsyi Alhabsyi, seorang budak, untuk membunuh Hamzah. Tindakan balas dendam dilakukan Hindun, karena ayahnya dibunuh oleh Hamzah dalam Perang Badar. Wahsyi dijanjikan akan mendapat kemerdekaan bila dapat membunuh Hamzah dalam peperangan ini. Dalam pertempuran itu, Nabi Muhammad SAW juga mengalami luka-luka yang cukup parah. Bahkan, sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai pelindung Rasulullah, gugur dengan tubuh dipenuhi anak panah. Setelah perang usai dan kaum musyrikin mengundurkan diri kembali ke Makkah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar para sahabatnya yang gugur dimakamkan di tempat mereka roboh, sehingga ada satu liang kubur untuk memakamkan beberapa syuhada. Jenazah para syuhada Uhud ini, akhirnya dimakamkan dekat lokasi perang serta dishalatkan satu per satu sebelum dikuburkan. Adapun Sayidina Hamzah bin Abdul Muthalib, dishalatkan sebanyak 70 kali. Beliau pun dimakamkan menjadi satu dengan Abdullah bin Jahsyi (sepupu Nabi) di lokasi terpisah dengan lokasi para syuhada yang lain. Kini, jika kita datang ke lokasi tersebut, kompleks pemakaman itu akan terlihat sangat sederhana, hanya dikelilingi pagar setinggi 1,75 meter. Dari luar hanya ada jeruji, sehingga jamaah bisa melongok sedikit ke dalam. Bahkan, di dalam areal permakaman yang dikelilingi pagar itu, tidak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan, yang menandakan ada makam di sana. Namun demikian, ziarah ke Jabal Uhud telah menjadi menu penting bagi segenap jamaah haji/umrah, ketika berada di Kota Suci Madinah. Dari manapun mereka berasal, mereka biasanya akan berusaha berziarah ke kompleks makam tersebut. Seperti yang dikisahkan, lantaran kecintaan Rasulullah kepada para syuhada Uhud, beliau senantiasa berziarah ke Jabal Uhud hampir setiap tahun. Langkah beliau kemudian juga diikuti oleh beberapa sahabat sesudah Rasul wafat. Bahkan, dikisahkan bahwa Umar dan Abubakar, juga selalu mengingatkan Rasul jika perjalanannya telah mendekati Uhud. 

Jabal Uhud selain sebagai tempat yang bersejarah bagi umat islam juga merupakan salah satu tempat yang akan kembali ke surga karena cintanya kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana sabda beliau : Jabal ini mencintai kita dan kita mencintainya (H.R Bukhari Muslim). 

Tempat ini merupakan salah satu tempat yang sering diziarahi oleh Nabi Muhammad SAW, pernah dikisahkan suatu ketika Nabi beserta Abu Bakar, Umar dan Usman mendaki Jabal Uhud yang kemudian tiba-tiba bergetar karena begitu senangnya didaki oelh Rasulullah, kemudian Nabi menyeru kepada Jabal Uhud : Tenanglah wahai Jabal Uhud karena diatasmu terdapat Nabi, Shiddiq dan dua orang yang akan mati Syahid (H.R Bukhari). 

Bukit Uhud tersebut, bila dilihat dari kejauhan berwarna agak kemerahan dan terpisah dari bukit-bukit lainnya. Jabal ini merupakan bukit terbesar di Madinah yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Madinah. Ketinggian bukit sekitar 1.050 meter. Bentuk Jabal Uhud, seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain. Sementara umumnya bukit di Madinah, berbentuk sambung menyambung. Karena itulah, penduduk Madinah menyebutnya Jabal Uhud yang artinya 'bukit menyendiri'. Sebelum dibangun jalan baru yang menghubungkan Kota Makkah dan Madinah oleh pemerintah Kerajaan Saudi, Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang hendak menuju Madinah maupun yang menuju Makkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu. Namun, sejak tahun 1984, perjalanan jamaah haji dari Makkah ke Madinah atau dari Madinah ke Jeddah, tidak lagi melalui jalan lama tersebut. Melainkan melalui jalan baru yang tidak melewati pinggir jabal. Beberapa sahabat yang gugur sebagai suhada uhud antara lain : 1. Hamzah bin Abdul Muthallib : Paman sekaligus saudara sepersusuan Nabi Muhammad SAW yang bergelar Asadullah (singa Allah) dan Sayyidus Syuhada ini gugur ditangan Wahsy Al-Habsy sebagai tebusan kebebasannya dari Jubair bin Muth’im. Setelah Hamzah bin Abdul Muthallib gugur, Hindun bin Uthbah yang Ayah dan saudaranya mati ditangan Hamzah bin Abdul Muthallib sewaktu perang Badar membelah perutnya, mengeluarkan hatinya lalu mengunyahnya dan kemudian dimuntahkannya kembali. Ketika Rasulullah menyaksikan jasad tersebut beliau menitikkan airmata dan menarik napas dalam-dalam sambil berucap : ‘Semoga Allah merahmatimu wahai Paman, padahal dulu engkau orang yang menyambung tali silaturrahmi dan banyak melakukan kebajikan’. 2. Abdullah bin Jahsy : Sepupu Nabi yang pernah menjadi panglima perang pertama umat islam ketika ekspedisi Mekah ini gugur ditangan Abul Hakam Al-Akhnas bin Syariq. Sebelum berangkat perang, Abdullah bin Jahsy berdo’a kepada Allah SWT agar dipertemukan dengan musuh yang bisa menyebabkannya mati syahid lalu musuh tersebut memotong hidung dan telinganya agar bisa dijadikan sebagai bukti dalam membela agama Allah dan Rasul-Nya dan do’a ini terkabul. Abdullah bin Jahsy syahid dalam usia 40 tahun dan dimakamkan satu liang lahat dengan Hamzah bin Abdul Muthallib 3. .Mus’ab bin Umair : Pemuda yang rela meninggalkan kemewahan keluarganya demi islam ini pernah menjadi duta islam yang pertama, yaitu ke Yastrib untuk mempersiapkan kota tersebut sebagai tempat hijrah Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabat beliau. Mus’ab bin Umair ditugaskan sebagai pembawa bendera pasukan Muslim dan gugur ditangan Ibnu Qami’ah dengan tangan kanan dan kirinya terputus demi mempertahankan bendera tersebut. Ketika akan dimakamkan tidak cukup kain untuk mengkafani Mush’ab bin Umair sehingga jika ditutup kepalanya akan terlihat kakinya dan jika ditutup kakinya akan terlihat kepalanya. Maka Rasulullah SAW menyuruh untuk menutupi kepalanya dengan kain dan kakinya dengan dedaunan. 4. Hanzalah bin Abu Amir : Sang Mempelai Langit, ketika perang Uhud berlangsung Hanzalah dalam keadaan sebagai pengantin baru. Ketika perang berlangsung Hanzalah berhasil menebas kaki kuda Abu Sufyan sehingga tersungkur, kemudian datang Syidad bin Al-Asawad untuk membantu Abu Sufyan sehingga mereka berhasil membunuh Hanzalah yang dalam perang Badar berhasil membunuh Hanzalah bin Abu Sufyan. Ketika akan dimakamkan istri Hanzalah berkata bahwa ketika berangkat perang, Hanzalah masih dalam keadaan Junub, kemudian Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh aku melihat para Malaikat memandikan jasad Hanzalah bin Abu Amir diantara langit dan bumi dengan air awan didalam piring dari perak” 5. Amr bin Tsabit : Awalnya adalah salah satu punggawa Kafir Quraish, tapi sesaat sebelum peperangan mendapat hidayah dan berperang di pihak Islam sampai gugur. Amr bin Tsabit dikenal sebagai ahli surga yang belum pernah mendirikan sholat sekalipun.

 

MASJID QUBA'.  

Masjid Quba’ adalah Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah di wilayah Madinah sewaktu beliau berhijrah dari Madinah. , Rasulullah menghabiskan waktu lebih dari 20 malam disini setelah hijrah sambil menunggu Ali bin Abi Thalib. Masjid ini disebutkan didalam Al Quran sebagai masjid yang didirikan atas dasar kesalehan dan keimanan. Jarak dari Masjid Nabawi + 3 km. Keistimewaan masjid ini adalah : Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa telah bersuci (berwudhu) di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba’ lalu sholat didalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umroh.”( Ibn Majah).

BAGIAN DALAM MASJID KUBA

MASJID QIBLATAIN.

Qiblatain berarti dua kiblat. Sejarah masjid ini bermula ketika Rasulullah SAW mampir ke kota ini, pada saat perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah. Masjid Qiblatain terletak di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah. 

Pada saat mampir ke kota itu, Nabi sempat melakukan takziyah ke rumah Ny.Ummitasyar di kampung Salamah. Wanita itu baru saja berduka lantaran salah satu putranya meninggal dunia. Nabi SAW bermaksud menyenangkan keluarga Ummitasyar. Pada saat itu juga, keluarga Ny Ummitsayar menyembelih seekor kambing. Sebagian daging kambing itu dipergunakan untuk menjamu Baginda Rasul. Jamuan makan itu sendiri bertepatan dengan waktu Shalat Dzuhur. Pada saat itulah, turun wahyu dari Allah, yang isinya memerintahkan supaya kiblat Masjid diubah. Saat wahyu itu turun, Nabi sudah menyelesaikan dua rakaat. Karena turun wahyu secara tiba-tiba agar segera mengubah kiblat, maka pada rakaat berikutnya, Nabi langsung memutar arah kiblat. Perubahan kiblat ini langsung diikuti oleh para jamaah. Dengan perubahan tersebut, maka jika sebelumnya arah kiblat menuju ke Masjidil Aqso di Palestina, maka berubah menuju Masjidil Haram di Saudi Arabia. 

Dengan adanya peristiwa tersebut, maka pada Shalat Dzuhur itu, Nabi bersama jamaah, menghadap dua kiblat. Yaitu ke arah Masjidil Aqsa di Palestina, dan ke Masjidil Haram, di Saudi Arabia. Wahyu tersebut, sesuai dengan Surah Al Baqarah ayat 111 yang artinya, "Sesungguhnya Kami, (sering) melihat mukaMu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan Kamu ke kiblat yang Kamu sukai. Palingkanlah mukaMu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukaMu ke arah nya. Dan sesungguhnya, orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa, berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allahnya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan”. 

KHANDAK

Secara harfiah Khandak berarti parit. Dalam sejarah islam khandak dimaksudkan peristiwa penggalian parit pertahanan sehubungan dengan peristiwa pengepungan kota Madinah oleh kafir quraisy bersama-sama sekutunya dari yahudi bani nadhir, bani gathfan, dan lain-lain. Parit ini dibuat sebagai benteng pertahanan atas saran Salman Al-farisi, dan pembuatannya dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. 

Peristiwa ini terjadi pada bulan syawal tahun kelima Hijriah. Karena adanya parit itulah sehingga kafir quraisy tidak bisa memasuki kota Madinah dan terpaksa tertahan selama 24 hari. Akhirnya karena udara yang dingin dan perbekalan mereka yang makin menipis bahkan menurut suatu riwayat Allah SWT. menurunkan badai taupan sehingga mereka terpaksa mundur kembali ke Mekkah. Pada daerah ini terdapat Masjid Khandak yang letaknya berada diatas sebagian gunung sala’ tempat terjadinya perang khandak. Selain itu terdapat juga Masjid Khamsah (Masjid Lima) yaitu Masjid Abubakar, Masjid Umar bib Khattab, Masjid Ali bin Abi Thalib, Masjid Salman Al-Farisi dan Masjid Al-Fatah. Mengingat keterbatasan waktu (karena khawatir tidak dapat sholat berjamaah di Masjid Nabawi) rombongan kami hanya melihat sambil lewat dan pimpinan rombongan menjelaskan sejarah daerah tersebut sebagaimana di atas. 

PERCETAAN AL-QUR'AN.


Percetakan Al-Qur’an ini milik Pemerintah Saudi yang mencetak kitab suci Al-Qur’an. Juga terdapat Al-Qur’an beserta terjemahan dalam berbagai bahasa. Selain itu juga memproduksi kaset-kaset bacaan Al-Qur’an (murattal). Sebagian Al-Qur’an yang diproduksi di percetakan ini untuk disumbangkan ke berbagai Negara, termasuk untuk jamaah haji yang dibagi pada saat meninggalkan tanah suci di Bandara King Abdul Azis Jeddah. 


PASAR KURMA. 



Sembari berziarah ketempat-tempat diatas, biasanya jemaah haji diajak ke pasar kurma. Di Madinah terkenal dengan kualitas kurmanya. Kurma istimewa disana adalah “Kurma Ajwa” atau Kurma Nabi. Keistimewaan Kurma Ajwa antara lain: Ajwa adalah kurma yang ditanam langsung oleh tangan mulia Beliau sendiri, dan Ajwa adalah kurma yang paling disukai oleh Baginda Rasulullah SAW. Ajwa adalah kurma yang mempunyai keberkahan dan kelebihan untuk menghilangkan sebagian penyakit seperti yang dijelaskan beberapa hadist, Dari sahabat Abu Hurairah Rasulullah SAW. bersabda “Ajwa dari Surga dan dia obat dari racun. Dari saad ra. Rasulullah SAW. bersabda barang siapa yang memakan tujuh butir pada pagi hari dia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu (HR. Muslim). 


Berikut ini akan kami paparkan sebagian dari manfaat dan khasiat kurma ditinjau dari sudut pandang medis modern yang sekaligus menguatkan khabar al-Qur’an al-Karim dan as-Sunnah ash-Shahihah tentang khasiat dan keutamaan kurma. 1. Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan. Penelitian yang terbaru menyatakan bahwa buah ruthab (kurma basah) mempunyai pengaruh mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systole (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Maryam binti Imran untuk memakan buah kurma ketika akan melahirkan, dikarenakan buah kurma mengenyangkan juga membuat gerakan kontraksi rahim bertambah teratur sehingga Maryam dengan mudah melahirkan anaknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Rabb Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.” (Maryam: 25–26). 

Al-Hafizh Ibnu Katsir Rahimahullah membawakan perkataan ‘Amr bin Maimun di dalam tafsirnya, “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah.” Dokter Muhammad an-Nasimi dalam kitabnya ath-Thibb an-Nabawy wal Ilmil Hadits (II/293–294) mengatakan, “Hikmah dari ayat yang mulia ini secara kedokteran adalah, perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama. Kandungan gula dan vitamin B1 sangat membantu untuk mengontrol laju gerak rahim dan menambah masa systole (kontraksi jantung ketika darah dipompa ke pembuluh nadi). Dan, kedua unsur itu banyak terkandung dalam ruthab (kurma basah). Kandungan gula dalam ruthab sangat mudah untuk dicerna dengan cepat oleh tubuh.” Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur Kalsium dan besi. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang akan melahirkan, bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Maryam untuk memakannya ketika sedang nifas (setelah melahirkan). Kadar besi dan Kalsium yang dikandung buah kurma matang sangat mencukupi dan penting sekali dalam proses pembentukan air susu ibu. Kadar zat besi dan kalsium yang dikandung buah kurma dapat menggantikan tenaga ibu yang terkuras saat melahirkan atau menyusui. Zat besi dan kalsium merupakan dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Alasannya, dua unsur ini merupakan unsur yang paling berpengaruh dalam pembentukan darah dan tulang sumsum. 
2. Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sedia kala sebelum waktu hamil yang berikutnya. Hal ini karena dalam kurma segar terkandung hormon yang menyerupai hormon oxytocine yang dapat membantu proses kelahiran. Hormon oxytocine salah satu fungsinya membantu ketika wanita atau pun hewan betina melahirkan dan menyusui. Beberapa khasiat buah kurma : 1. Memudahkan persalinan dan membantu keselamatan sang ibu dan bayinya. 2. Buah kurma dapat menenangkan sel-sel saraf melalui pengaruhnya terhadap kelenjar gondok. Oleh karena itu, para dokter menganjurkan untuk memberikan beberapa buah kurma di pagi hari kepada anak-anak dan orang yang lanjut usia, agar kondisi kejiwaannya lebih baik. 3. Buah kurma yang direbus dapat memperlancar saluran kencing. 4. Buah kurma ajwah dapat digunakan sebagai alat ruqyah dan mencegah dari gangguan jin. 5. Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Ada hal yang sudah ditetapkan dalam bidang kedokteran bahwa gula dan air merupakan zat yang pertama kali dibutuhkan orang berpuasa setelah melalui masa menahan makan dan minum. Berkurangnya glukosa (zat gula) pada tubuh dapat mengakibatkan penyempitan dada dan gangguan pada tulang-tulang. Di lain pihak, berkurangnya air dapat melemahkan dan mengurangi daya tahan tubuh. Hal ini berbeda dengan orang berpuasa yang langsung mengisi perutnya dengan makanan dan minuman ketika berbuka. Padahal ia membutuhkan tiga jam atau lebih agar pencernaan dapat menyerap zat gula tersebut. Oleh karena itu, orang yang menyantap makanan dan minuman ketika berbuka puasa tetap dapat merasakan fenomena kelemahan dan gangguan-gangguan jasmani akibat kekurangan zat gula dan air. 6. Buah kurma dapat mencegah stroke. 7. Buah kurma kaya dengan zat garam mineral yang menetralisasi asam, seperti kalsium dan potasium. Buah kurma adalah makanan terbaik untuk menetralisasi zat asam yang ada pada perut karena meninggalkan sisa yang mampu menetralisasi asam setelah dikunyah dan dicerna yang timbul akibat mengonsumsi protein seperti ikan dan telur. 8. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik di mana ia dapat memelihara kelembaban dan kejelian mata, menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta menenangkan sel-sel saraf. 9. Kurma adalah buah, makanan, obat, minuman sekaligus gula-gula. [Disalin dengan sedikit penyesuaian dari buku Kupas Tuntas Khasiat Kurma Berdasarkan al-Qur’an al-Karim, as-Sunnah ash-Shahihah dan Tinjauan Medis Modern, karya Zaki Rahmawan). 

JABAL MAGNET.


Namanya memang tak setenar tempat bersejarah lainnya yang ada di kota suci Medinah dan Mekah, seperti Jabal Uhud, Baqi’, Jabal Rahmah, dan lainnya. Tapi, belakangan ini, Jabal Magnet mengundang jemaah Arab maupun jemaah haji dan umrah untuk datang merasakan kelebihannya. Jabal Magnet adalah salah satu fenomena alam di Madinah, terletak kurang lebih 40 KM dari kota madinah menuju kearah kota Tabuk. Masyarakat kota Madinah menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih. Jika dilihat secara kasat mata, sebetulnya tidak jauh beda dengan daerah lainnya, yakni berupa bukit-bukit batu gersang seperti yang banyak mengelilingi Kota Medinah. Hanya ketika kendaraan sampai di jalan raya di antara perbukitan tersebut, baru akan merasakan ada suatu keanehan, sebab jalan sepanjang sekitar 4 kilometer di kawasan perbukitan ini diyakini memiliki daya dorong. Mobil akan berjalan dengan kecepatan tinggi menjauhi jabal magnet menuju Madinah meskipun dengan posisi perseneling netral. 



Cerita mengenai jabal magnet ini, sebenarnya awalnya ditemukan secara tak sengaja oleh seorang arab baduy, yang menghentikan mobilnya tanpa menarik rem tangan di lokasi magnet tersebut dan secara tiba-tiba mobil tersebut melaju seperti ada kekuatan luar yang menggerakkan. Sejak saat itu, cerita menyebar ke berbagai pelosok arab maupun negara-negara lain. Pemerintah Arab Saudi bahkan menjadikan jabal magnet ini sebagai salah satu objek wisata, namun melarang orang-orang untuk melakukan ritual agama di lokasi tersebut. Untuk itu, kerajaan Arab Saudi sudah membangun jalan raya yang sangat lebar, agar pengunjung bisa merasakan dorongan magnet ketika melaju dengan kendaraannya. Di bagian ujung dibuat jalan melingkar untuk putaran ketika pengaruh medan magnet sudah terasa lemah. Selain itu, di kedua sisi jalan pun telah dibangun tenda-tenda untuk pengunjung dan ditanami pepohonan agar pemandangan lebih hijau. Fenomena jabal magnet ini seperti melengkapi fenomena penemuan posisi Mekkah sebagai poros bumi atau berada pada titik 0 sesuai hadits nabi “(Baitullah) Al-Haram adalah tanah suci poros tujuh langit dan tujuh bumi “. Yusuf al-Qaradawi, seorang ulama Mesir yang dikenal di seluruh dunia Islam karena acara televisi populernya "Syariah dan Kehidupan" menilai Mekkah lebih cocok menjadi meridian utama karena keselarasan yang sempurna dengan medan magnetis utara. Ia menyebut kota suci adalah "zona magnet nol" dan telah memenangkan dukungan dari beberapa ilmuwan Arab seperti Abdel-Baset al-Sayyed dari Pusat Penelitian Nasional Mesir yang mengatakan gaya magnet di Mekkah kecil. "Itu sebabnya jika seseorang melakukan perjalanan ke Mekah atau tinggal disana, dia tinggal lebih lama, lebih sehat dan kurang dipengaruhi oleh gravitasi bumi," katanya. "Anda mendapatkan penuh energi," tambahnya. 

INILAH PHOTO KAWASAN JABAL MAGNET Atraksi sopir yang memperlihatkan bus dapat melaju kencang dengan posisi perseneling Netral di Kawasan Jabal Magnet. Secara Ilmiah/Geologis, fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan dengan logika. Karena, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun. Kawasan itu berupa endapan lava "alkali basaltik" (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai "Makkah-Madinah-Nufud volcanic line". Selain itu, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) pada 1999 sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat yang merupakan pertanda naiknya sejumlah besar magma. Bahkan, di sekitar Madinah diketahui ada kegempaan aktif di Harrah Rahat, yang sangat dimungkinkan terjadinya migrasi magma dan sebagian di antaranya diduga menyusup ke bawah Jabal Magnet, sehingga muncul “medan magnet” (daya tarik bumi) di kawasan itu. Memang banyak gunung berapi terbentuk di sepanjang zona rekahan itu. Seperti Harrah Rahat, Harrah Ithnayn, Harrah Uwayrid dan Harrah Khaybar. Tidak seperti di Indonesia yang gunung-gunungnya berbentuk kerucut, sehingga memberi pemandangan eksotis, gunung-gunung di Arab berbentuk melebar dengan puncak rendah. Kompleks semacam ini cocok disebut volcanic field atau harrah dalam bahasa Arab. 





No comments:

Post a Comment