WAKTU

Friday, November 14, 2014

PENGERTIAN HAJI DAN UMRAH


Ibadah seorang mukmin kepada Allah dapat berupa ibadah Badaniah seperti puasa dan sholat, ada pula ibadah yang dititik beratkan pada hati seperti zikir, ada pula Ibadah Maaliyah yang dititik beratkan pada harta seperti zakat, infak dan sadakah.  Maka Haji merupakan gabungan dari semua ibadah tersebut sehingga wajarlah bahwa haji ditempatkan sebagai rukun islam terakhir (Kelima).
Didalam Ibadah Haji terdapat kegiatan fisik, lisan, hati, pengorbanan harta, tenaga dan waktu.  Kegiatan fisik yang dilaksanakan berupa perjalanan safar dari tempat tinggal menuju Arab Saudi yang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, Kegiatan lisan yang dilaksanakan berupa kumadang talbiyah, takbir, dzikir, dan doa, Kegiatan Hati berupa penjagaan hati agar selalu bersih, ikhlas dan lurus serta penyerahan diri untuk mencari ridho Allah dengan mengecilkan keinginan terhadap dunia yang kerap memalingkan kita dari Nur Illahi.
Ibadah Haji dan Umrah adalah perjalanan suci yang penuh simbol sebagai pelajaran dan cermin dengan cara napak tilas penegakan tauhid para Nabi dan Rasul. Pelajaran tersebut dikemas dalam pertunjukan kolosal yang menampilkan benang merah ajaran Monotheisme dari generasi ke generasi. Jamaah haji akan bertindak sebagai aktor dengan memerankan Nabi Adam pada satu kesempatan, dan menjadi Nabi Ibrahim, Hajar, dan Nabi Ismail pada kesempatan lain.
Agar peran tersebut bermakna diperlukan penghayatan agar ibadah haji tidak terjebak hanya sekedar simbol, ritual, perjalanan wisata dan rekreasi mental sehingga pesan yang terkandung dalam ibadah haji tidak sampai pada pelakunya.
Ibadah seorang mukmin kepada Allah dapat berupa ibadah Badaniah seperti puasa dan sholat, ada pula ibadah yang dititik beratkan pada hati seperti zikir, ada pula Ibadah Maaliyah yang dititik beratkan pada harta seperti zakat, infak dan sadakah.  Maka Haji merupakan gabungan dari semua ibadah tersebut sehingga wajarlah bahwa haji ditempatkan sebagai rukun islam terakhir (Kelima).
Didalam Ibadah Haji terdapat kegiatan fisik, lisan, hati, pengorbanan harta, tenaga dan waktu.  Kegiatan fisik yang dilaksanakan berupa perjalanan safar dari tempat tinggal menuju Arab Saudi yang menempuh perjalanan panjang dan melelahkan, Kegiatan lisan yang dilaksanakan berupa kumadang talbiyah, takbir, dzikir, dan doa, Kegiatan Hati berupa penjagaan hati agar selalu bersih, ikhlas dan lurus serta penyerahan diri untuk mencari ridho Allah dengan mengecilkan keinginan terhadap dunia yang kerap memalingkan kita dari Nur Illahi.
Ibadah Haji dan Umrah adalah perjalanan suci yang penuh simbol sebagai pelajaran dan cermin dengan cara napak tilas penegakan tauhid para Nabi dan Rasul. Pelajaran tersebut dikemas dalam pertunjukan kolosal yang menampilkan benang merah ajaran Monotheisme dari generasi ke generasi. Jamaah haji akan bertindak sebagai aktor dengan memerankan Nabi Adam pada satu kesempatan, dan menjadi Nabi Ibrahim, Hajar, dan Nabi Ismail pada kesempatan lain.
Agar peran tersebut bermakna diperlukan penghayatan agar ibadah haji tidak terjebak hanya sekedar simbol, ritual, perjalanan wisata dan rekreasi mental sehingga pesan yang terkandung dalam ibadah haji tidak sampai pada pelakunya.
Menurut Dr. Ali Syariati dalam buku Makna Haji mengatakan bahwa haji bukanlah sekadar prosesi lahiriah formal belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan batin untuk mencapai kesejatian manusia. Menurut beliau, makna Haji yang pertama adalah mengingatkan kembali hakikat kita sebagai manusia. Melalui ritual thawaf, Allah mendemonstrasikan cara kerja alam semesta. Bagaimana bumi, planet, galaxi berputar pada orbitnya masing-masing sesuai Sunnatullah agar selamat.  Dengan thawaf, manusia diajarkan untuk tidak diam di pinggiran, melainkan harus meleburkan diri dalam pusaran kafilah manusia yang akan membawanya menuju Allah.
Makna Kedua mengingatkan kita agar waspada terhadap godaan iblis yang tidak pernah berhenti menipu dengan wajah yang selalu berubah. Melalui jumrah, kita ditunjukkan kepada Iblis yang dapat menjelma menjadi tiga wajah (triumphirat, trinitas, trimurti): Fir’aun (lambang kekuasaan), Karun (lambang harta), dan Bal’am (lambang intelektualitas).
Melalui Wukuf, kita diingatkan kepada kisah iblis yang melakukan tipu daya kepada Adam sehingga harus turun dari surga serta terpisah dengan Hawa. Melalui perjuangan tak kenal lelah, akhirnya Allah menerima taubatnya dan dipertemukan kembali dengan Hawa di Jabal Rahmah.
Melalui mabit di Mina, kita dibawa kepada keteladanan perjuangan Ibrahim yang berhasil mengatasi berbagai ujian keimanan dan bujuk rayu syetan dengan memberikan pengorbanan Terbesar dalam sejarah manusia yaitu Ismail as. Ibrahim lulus dari ujian tersebut hingga diangkat menjadi Kekasih Allah, imam dan panutan bagi seluruh ummat manusia.
Saat berhaji, Pastikan jiwa mana yang kita bawa. Jiwa yang hendak bertekuk lutut dan mengakui kehinaan di hadapan Tuhan, ataukah jiwa yang hendak ‘memperalat’ Tuhan demi status baru? Ataukah sekadar memperpanjang gelar ?
Orang yang sudah berhaji haruslah menjadi manusia yang hidupnya lebih lurus dibanding sebelumnya. Jika tidak, sesungguhnya kita tidak lebih dari hanya sekedar wisatawan yang berlibur ke tanah suci di musim haji. Rasulullah SAW mengingatkan dalam sabdanya: “Kelak di akhir jaman, manusia pergi haji terdiri dari beberapa kelompok: Para penguasa pergi haji untuk berwisata, para hartawan untuk berdagang, para fakir miskin untuk meminta-minta dan alim ulama untuk mendapatkan nama dan pujian” (Hadits).
Oleh karena itu seorang yang akan berhaji hendaklah memperdalam ilmu tentang HAJI dan berbagai persiapan yang diperlukan selama di kota suci Mekah dan Madinah, termasuk kota-kota tempat prosesi Ibadah Haji.

Pengertian Haji.

Haji adalah salah satu rukun Islam yang lima. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara material, fisik, maupun keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang telah ditentukan yaitu pada bulan Dzulhijjah. Secara etimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut syara’ berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus.
Tempat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).
Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumroh, dan mabit di Mina.

Pengertian Umroh

Umrah adalah berkunjung ke Ka’bah untuk melakukan serangkaian ibadah dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Umroh disunahkan bagi muslim yang mampu. Umroh dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada hari Arafah yaitu tgl 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik yaitu tgl 11,12,13 Zulhijah. Melaksanakan Umroh pada bulan Ramadhan sama nilainya dengan melakukan Ibadah Haji (Hadits Muslim)

JENIS-JENIS HAJI

Haji Ifrad, artinya menyendiri
Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad jika sesorang melaksanakan ibadah haji dan umroh dilaksanakan secara sendiri-sendiri, dengan mendahulukan ibadah haji. Artinya, ketika calon jamaah haji mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah haji. Jika ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah umroh.

Haji Tamattu’, artinya bersenang-senang
Pelaksanaan ibadah haji disebut Tamattu’ jika seseorang melaksanakan ibadah umroh dan Haji di bulan haji yang sama dengan mendahulukan ibadah Umroh. Artinya, ketika seseorang mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, hanya berniat melaksanakan ibadah Umroh. Jika ibadah Umrohnya sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan ibadah Haji.
Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah Umroh dan Haji didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

Haji Qiran, artinya menggabungkan
Pelaksanaan ibadah Haji disebut Qiran jika seseorang melaksanakan ibadah Haji dan Umroh disatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji Qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama.

LOKASI UTAMA IBADAH HAJI DAN UMROH

Makkah Al Mukaromah
Di kota Makkah Al-Mukaromah inilah terdapat Masjidil Haram yang didalamnya terdapat Ka’bah yang merupakan kiblat ibadah umat Islam sedunia. Dalam rangkaian perjalanan ibadah haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah haji.

Padang Arafah
Padang Arafah terdapat di sebelah timur Kota Makkah. Padang Arafah dikenal sebagai tempat pusatnya haji, sebagai tempat pelaksanaan ibadah wukuf yang merupakan rukun haji. Di Padang Arafah juga terdapat Jabal Rahmah tempat pertama kali pertemuan Nabi Adam dan Hawa.

Kota Muzdalifah
Kota ini tidak jauh dari kota Mina dan Arafah. Kota Muzdalifah merupakan tempat jamaah calon haji melakukan Mabit (bermalam) dan mengambil batu untuk melontar Jumroh di Kota Mina.

Kota Mina

Kota Mina merupakan tempat berdirinya tugu (jumrah), yaitu tempat pelaksanaan melontarkan batu ke tugu (jumrah) sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Disana terdapat tiga jumrah yaitu jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha.

No comments:

Post a Comment