WAKTU

Saturday, November 8, 2014

SHOLAT ARBAIN DI MADINAH

    




MADINAH

Nama kota ini pada awalnya bernama Yatsrib. Nama ini adalah nama salah satu anak Nabi Nuh alaihissalam. Kota ini diberi nama dengan namanya, karena Ialah yang mendirikannya. Penyebab pendirian Kota ini adalah karena daerah yang dihuni oleh sebagian anak Nabi Nuh alaihissalam terasa sempit setelah terkena badai topan. Maka sebagian mereka menuju tempat ini untuk mencari pemukiman baru. Ketika Nabi Muhammad SAW. Hijrah dari Mekah ke Yatsrib maka nama kota ini berubah menjadi 'Madinatur rasul.' dan lebih sering disebut kota 'Madinah'. 

KELEBIHAN SHOLAT DI MASJID NABAWI

Sholat di masjidku ini (masjid Nabawi) lebih utama 1000 kali dibanding sholat di masjid lainnya kecuali Masjidil Haram dan sholat di Masjidil Haram lebih utama 100.000 kali sholat daripada masjid lainnya (HR.Ahmad, Ibnu Huzaimah dan Hakim)" 

HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI KETIKA SAMPAI DI MADINAH

  • Hendaknya setiap muslim mengingat tatkala di Madinah bahwa dia sedang berada ditempat yang baik dan diberkahi, tempat turunnya wahyu, tempat kembalinya iman serta tempat tinggal Rasulullah SAW., keluarga dan para sahabatnya yang mulia baik Muhajirin maupun Anshar. Mereka tinggal di Madinah senantiasa dalam istiqomah diatas kebenaran dan petunjuk. 
  • Hendaknya setiap muslim di Madinah menjadi contoh didalam kebaikan karena sesungguhnya dia sedang berada di Negeri yang penuh dengan cahaya iman yang melahirkan para pembawa petunjuk yang menebar kemaslahatan ke seluruh penjuru dunia. Oleh karena itu hendaknya para jemaah haji selama di Madinah menampilkan sifat mulia dan akhlak terpuji sehingga dapat dimanipesatikan tatkala telah kembali ke kampung halaman. 
  • Seorang muslim hendaknya bersabar atas apa yang menimpanya baik berupa kesempitan hidup dan berbagai bencana karena sesuai hadis nabi dari sahabat Abu Hurairah Ra. : “Tidaklah seorang dari umatku sabar atas berbagai kesulitan hidup di Madinah kecuali aku akan menjadi saksi dan pemberi syafaat pada hari kiamat”. 
  • Seorang muslim hendaknya menyadari bahwa dia sedang berada di Madinah, Negeri yang penuh dengan cahaya yang memancarkan ilmu yang bermanfaat ke seluruh penjuru dunia. Mendalami ilmu agama adalah ibadah yang dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, keutamaannya akan menjadi berlipat ganda apabila dilakukan di Masjid Nabawi. Sebuah riwayat dari sahabat Abu Hurairah menjelaskan bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda ”Barang siapa mendatangi masjidku untuk suatu kebaikan, mempelajari dan menularkannya, maka dia seperti orang yang berjihad dijalan Allh, sedangkan orang yang mendatanginya dengan niat lain maka dia seperti tertegun pada kekayaan orang lain”. Riwayat lain dari Abu Umamah al-Bahili bahwa Rasulullah SAW. Telah bersabda : “Barang siapa yang pergi ke Masjid Nabawi untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna”. 
  • “Sesungguhnya Ibrahim telah menjadikan Makkah sebagai tanah haram dan aku menjadikan apa-apa yang yang berada di Labatain di Madinah adalah Tanah Haram, tidak boleh ditebang pepohonannya dan dibunuh binatang buruannya” 
  • Di Madinah Jamaah Haji tidak melaksanakan Rukun maupun Wajib Haji tetapi hanya dituntut untuk melaksanakan sholat fardu secara berjamaah selama 40 waktu di Masjid Nabawi (Sholat Arbain)
TENTANG SHOLAT ARBAIN DI MADINAH
  • Sebelumnya perlu ditegaskan bahwa sholat arba’in (sholat fardu secara berjamaah selama 40 waktu) tidak termasuk rukun haji atau rukun ziarah ke Masjid Nabawi; sebab rukun haji telah jelas disebutkan didalam al-qur’an dan al-sunnah dan tidak menyertakan sholat arbain didalamnya. Telah menjadi tradisi bahwa mayoritas jamaah dalam rangkaian manasik haji dan umrah mereka, menggunakan kesempatan untuk melakukan sholat arbai’in di Masjid Nabawi dengan harapan memperoleh keutamaan 40 Sholat. Demi menghargai keyakinan dan pendapat ini, pihak yang berwenang dalam urusan haji Kerajaan Arab Saudi mengatur perjalanan jamaah haji sedemikian rupa, sehingga setiap jamaah bisa tinggal di Madinah dalam waktu yang cukup untuk melakukan 40 kali sholat fardu. Sebenarnya ziarah ke Masjid Nabawi sudah dikatakan sempurna bila seseorang telah melakukan 2 rakaat sholat tahiyatul masjid, membaca sholawat dan mengucap salam kepada Rasulullah SAW., Abu Bakar RA. Dan Umar RA. Kemudian berdo’a bagi dirinya, keluarga, sahabat dan kaum muslimin. Setelah itu dia boleh langsung pergi atau duduk sebentar dan melakukan sholat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik RA. Bahwasanya Rasulullah SAW. Bersabda “Barang siapa sholat di Mesjidku sebanyak 40 Sholat, tidak terlewatkan satu sholatpun, niscaya dia akan terbebas dari api neraka, selamat dari siksa dan bersih dari kemunafikan”. Lalu, apakah sesungguhnya hikmah dibalik pembatasan 40 kali sholat di Masjid Nabawi ? Sheikh Muhammad Athiyyah Salim menjelaskan bahwa anjuran sholat arbain di Masjid Nabawi bisa jadi –Allahu a’lam – dimaksudkan untuk membiasakan orang dan supaya amal ibadah ini bisa dilakukan dengan terus menerus. Anjuran melaksanakan sholat lima waktu selama delapan hari secara berjamaah ini membuat seseorang memperhatikan ibadah sholat dan menunaikannya dengan penuh antusiasme (semangat), sehingga tidak satu sholatpun yang tertinggal. Lama kelamaan sholat berjamaah baginya menjadi sebuah kebiasaan, hatinya merasa lega jika selalu pergi ke mesjid, seluruh sholat dilakukannya dengan penuh semangat sehingga akhirnya ia tidak akan meninggalkan jemaah kecuali disebabkan oleh sesuatu halangan. Itupun dapat dipraktekkan di kampung halamannya kelak sepulang menunaikan ibadah haji. 
HITUNGAN MATEMATIS 

  • Hitungan Matematis Sholat Arbain di Masjid Nabawi  Kelebihan sholat di Masjid Nabawi dibandingkan dengan masjid lain = 1.000 kali.  Maka bila kita melaksanakan sholat arbain kelebihannya = 40 x 1.000.- = 40.000.- kali.  Kalau kita bertanya, selama kita berada di Madinah kurang lebih delapan hari dan sholat kurang lebih 40 waktu, sama dengan berapa tahun kita sholat di Masjid lain termasuk di Masjid tempat tinggal kita di Indonesia. Mari kita coba hitung :  Sehari semalam kita melaksanakan sholat wajib sebanyak 5 kali, yang berarti sebulan sebanyak 30 x 5 = 150 kali. Dan setahun = 12 x 150 kali = 1.800 kali.  Maka 40.000 kali kelebihan di Madinah sama dengan kita sholat di masjid kampong kita = 40.000/1.800 = 22 tahun.  Bagaimana pula kalau kita menghitung kelebihan sholat berjamaah yang 27 kali lipat dibandingkan dengan sholat sendirian…. Kita patut bersyukur kepada Allah SWT. atas Nikmat yang telah diberikan sehingga dapat beribadah di Masjid Nabawi yang berkilau nan agung; maka sungguh rugi rasanya bila kita tidak memanfaatkan nikmat tersebut dengan sebaik-baiknya… saudaraku yang akan berangkat, berdoalah kepada Allah SWT. Agar senantiasa diberikan kekuatan, kesehatan dan kesempatan untuk selalu dapat beribadah di Masjid Nabawi selama berada di Madinah dan hendaknya kita menyadari bahwa “mungkin kesempatan itu datang hanya sekali maka jangan disia-siakan kesempatan itu” tetapi kitapun wajib berdo’a “semoga kita dapat kembali dan kembali untuk mengunjungi Madinah tempatnya Masjid Nabawi yang mempesona dan makam Rasulullah yang penuh berkah. Amin…ya robbal alamin…..
TUNTUNAN SELAMA DI MESJID NABAWI
  • Menyegerakan pergi ke Masjid sehingga bisa mendapatkan shaf awal, raudhah dan sekitarnya. Pada malam hari sedapat mungkin jam 03.00 sudah berada di Masjid sehingga dapat melaksanakan sholat-solat sunat (Tasbih, Tahajut atau sholat sunat Lainnya) serta mengaji (baca alqur’an). Wallahu a’lam, berdasarkan analisa saya pada azan pertama satu jam sebelum waktu shubuh tiba adalah panggilan untuk sholat tahajut, sehingga bila kita datang lebih awal sebelum azan I kita dapat melaksanakan sholat sunat lainnya karena Azan di Madinah dilakukan sebanyak 2 kali seperti halnya juga di Mekah. • Ketika masuk masjid mendahulukan kaki kanan dan ketika keluar mendahulukan kaki kiri seraya berdo’a sesuai do’a didalam manasik.  
  • Disunahkan bagi yang datang ke masjid untuk melakukan Sholat Tahiyatul Masjid, bila memungkinkan di Raudhah, kemudian berdo’a kepada Allah seraya bersyukur atas nikmat kesempatan yang telah diberikan untuk berziarah dan beribadah di Masjid Nabi, selanjutnya berdo’a untuk diri dan orang lain dengan do’a apa saja yang dikendaki. Dianjurkan juga berdo’a agar ziarahnya bisa diterima. 
  • Setelah dari Raudhah selanjutnya berziarah dan mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW. Kemudian sahabat abu bakar ra. dan Umar ra. (Ucapan salam ada di Buku Manasik). Seorang peziarah ketika mendatangi kamar Rasulullah SAW. Hendaknya menghadap ke Makam beliau dengan pandangan mata menaruh rasa hormat, mengosongkan hatinya dan fikiran keduniaan serta menambatkan kedalam hatinya akan ketinggian kedudukan Rasulullah SAW seraya bersholawat dan salam; sebagaimana didalam alqur’an disebutkan “Sesungguhnya Allah dan MalaikatNYa bersholawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersholawatlah atasnya dan berilah salam dengan sesungguhnya”. (Peresapan makna ziarah maupun ucapan salam yang disampaikan kehadapan Rasulullah SAW. Tergantung dari sejauh mana pemahaman kita akan kemuliaan dan ketinggian Rasulullah SAW. Oleh karena itu setelah saya berfikir (sepulang meunaikan ibadah haji) sangat penting untuk kita mendalami tentang Sejarah Kehidupan, Perjuangan dan Juga Kemuliaan Akhlak Rasulullah SAW. baik melalui cara “Membaca atau Menonton VCD” terutama sebelum keberangkan untuk menunaikan ibadah haji. 
  • Dari sahabat Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah SAW. Pernah bersabda : “Tidak seorangpun yang memberikan salam kepadaku, melainkan Allah akan kembalikan ruhku kepadaku agar aku bisa membalas salamnya”. 
  • Bila ada seorang menitip salam buat Rasulullah SAW. Maka hendaknya disampaikan dengan ucapan : “Assalamu’alaika ya Rasulullah min …(fulan bin fulan)………., atau …(fulan bin fulan)…..…yusallim alaika ya Rasulullah SAW. Posisi Persemayaman Rasulullah SAW., Abu Bakar Assidik dan Umar Ibnu Khatab berdasarkan pendapat para ulama, Rasulullah SAW. Berada di sisi kiblat paling depan kemudian Abu Bakar di belakangnya (Kepala beliau sejajar dengan pundak Rasulullah SAW.) kemudian Umar Ibnu Khatab kepalanya sejajar dengan pundak Abu Bakar Assiddik. Ketika berziarah dan masuk melalui Babussalam maka yang pertama adalah memberikan salam kepada Rasulullah SAW. kemudian bergerak kekanan kurang lebih satu depa untuk memberikan salam kepada Abu Bakar Assidik dan bergerak lagi kekanan untuk memberikan salam kepada Umar Ibnu Khatab. Pada pintu Makam terdapat tulisan dalam bahasa arab : Rasulullah, kemudian Abu Bakar, kemudian Umar.



Makam Rasulullah SAW. 


Menurut Imam Al-Gazali, berziarah ke makan Rasulullah SAW. Cukup hanya dengan berdiri dihadapan makamnya, menziarahi beliau setelah meninggal sama seperti menziarahi ketika masih hidup, maka janganlah mendekati makamnya melainkan seperti mendekati beliau dalam keadaan hidup, dan sebagaimana engkau lihat adalah sebuah sikap hormat untuk tidak menyentuh dan menciumnya, hanya cukup berdiri agak jauh dihadapannya, maka begitulah semestinya yang engkau lakukan sebab menyentuh dan mencium pemakaman itu adalah kebiasaan Yahudi dan Nasrani. • Dilarang sholat dan berdo’a menghadap makam Rasulullah SAW. Tetapi hendaknya menghadap kearah kiblat.

No comments:

Post a Comment