WAKTU

Saturday, November 8, 2014

KEBERANGKATAN GELOMBANG PERTAMA KBIH AL-UKHUWAH

Hari keberangkatanpun tiba tepatnya pada tanggal 16 Oktober 2010. Kebiasaan ditempat saya setiap keberangkatan jemaah haji, diawali dengan acara Pelepasan sekaligus do’a untuk keselamatan.

Setelah dilepas oleh Bapak Tuan Guru sayapun dengan iringan para keluarga dan tetangga bahkan juga diikuti iringan “isak tangis” berangkat menuju KBIH untuk menginap selama semalam dan besok paginya pada tanggal 17 Oktober 2010 pada pukul 06.30 WITA menuju Asrama Haji Mataram, tiba di Asrama Haji Mataram pada pukul 08.00 WITA. 

Setelah pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan adminsitrasi lainnya di Asrama Haji Mataram barulah sekitar pukul 12.00 malam dari asrama haji berangkat ke Bandara Selaparang langsung menuju Surabaya menggunakan pesawat “Lion Air” yang disiapkan khusus untuk angkutan Jemaah Haji. Perjalanan dari Mataram - Surabaya kurang lebih selama 45 - 50 menit. Di Bandara Juanda Surabaya sudah disiapkan ruang khusus bagi Jemaah Haji sehingga dapat digunakan untuk istirahat selama menunggu keberangkatan ke Madinah. Setelah Ishoma (Istirahat, Sholat, Makan) barulah pada pukul 06.30 WIT. Rombongan kami berangkat dari Surabaya menuju Madinah menggunakan pesawat “Saudi Arabia Airlines” Hari itu senin tanggal 18 oktober 2010. 

Suasana didalam pesawat memang jauh berbeda antara “Saudi Arabia Airlines” yang kapasitas penumpangnya satu kloter atau sebanyak 450 orang dengan “Lion Air” yang hanya mengangkut satu rombongan (120 - 150 orang). Fasilitas di pesawat “Saudi Arabia Airlines” sudah disetting secara professional untuk kenyamanan para penumpang, ada pramugari yang siap membantu berbagai keperluan para jemaah, didalam pesawat juga terasa dingin karena fasilitas “Full AC” yang walaupun sebagian jemaah langsung mematikannya karena tidak biasa menggunakan AC katanya, Selama di perjalanan juga disediakan makan, snack, minuman sesuai selera termasuk Kopi minuman favoritku, tapi waktu itu ndak berani pesan kopi karena “setiap ada kopi harus ada smooking” sementara diatas tempat duduk selalu terpampang tulisan “No-Smooking”, maka saya berfikir disinilah harus mulai ditanamkan sifat-sifat “menahan diri” dan sifat-sifat “sabar” termasuk ketika kita “antrian” memasuki pesawat maupun “antrian” di toilet dan waktu wudhu di Bandara sebelum berangkat.  
Dalam hal ini saya teringat pesan-pesan Bapak Bupati waktu pelepasan di KBIH malam hari sebelum keberangkatan, beliau berpesan Para jemaah haji tidak hanya sekedar menyiapkan bekal materi saja karena bekal materi Cukup disiapkan hanya 1 koper saja selama di Mekah dan Madinah tetapi yang perlu disiapkan adalah berpuluh-puluh koper KESABARAN”, dan itulah yang paling penting, pesan beliau. Pesan dan keutamaan sifat sabar ini juga banyak dijelaskan didalam alqur’an diantaranya : “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Surat Al-Anfal ayat 46); “Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada yang telah mereka kerjakan” (QS. An-Nahl 96); Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa hisab” (QS. Az-zumar ayat 10); “Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutera” (QS. Al-Imran ). Sifat sabar ini sekaligus juga sebagai fondasi untuk membentengi diri terutama dalam menjaga peringatan Allah kepada kita yang sedang melaksanakan haji untuk tidak berkata rafats, yang kotor, tidak baik dan berbau porno, fasik dan berbantah-batahan selama melaksanakan Ibadah Haji. Hal ini sebagaimana ditegaskan didalam Alqur’an Surat Al-Baqarah Ayat 197 : “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal”. Insya Allah sifat sabar ini dapat diraih oleh mereka yang melaksanakan haji dengan penuh keikhlasan semata-mata untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Amin ya Robbal Alamin… 

Setelah Kurang lebih sepuluh jam diatas pesawat dari Surabaya menuju Madinah, masing-masing kami berusaha memanfaatkan waktu selama didalam pesawat. Saya mencoba memanfaatkan waktu dengan membaca buku-buku Manasik untuk memantapkan pelaksanaan ibadah yang akan dilaksanakan selama di Mekah maupun di Madinah. Lain lagi teman dibelakang kursi saya tidak henti-hentinya mengucapkan tasbih “Subhanallah”, terkagum akan suasana dan pemandangan alam yang terlihat dari dalam pesawat, terkadang juga sayup-sayup bacaan surat yasin diucapkan, entah berapa kali teman dibelakang saya menamatkan surat yasin selama didalam pesawat. Ketika suasana hening selama beberapa jam karena sebagian jemaah tertidur dan lampu didalam pesawat dimatikan maka secara tiba-tiba lampu dinyalakan dan terdengar suara ..sreeeet….kelambu yang membatasi antar ruangan didalam pesawat dibuka dan terdengar suara sepatu pramugari melintas, tidak lama kemudian sang pramugari membawa kereta dorong layaknya di Rumah Sakit yang berisi makanan karena waktunya untuk makan siang. Sebelum makanan disuguhkan oleh pramugari terlebih dulu para jemaah ditanya “ Pakai Daging atau Ayam ?” yang berarti bahwa Lauk kesukaan kita apakah daging atau ayam. Ketika pramugari menanyakan salah seorang jemaah persis didepan tempat duduk saya “ Pakai Daging atau Ayam bu ?” Ibu didepan saya terlebih dahulu bertanya “ Apakah ayamnya ayam potong mbak ?” rupanya teman itu alergi makan ayam potong alias hanya suka makan ayam kampong., maka tanpa fikir panjang sang pramugari menjawab : “ Ya bu semua ayam dipotong dulu baru dimasak kata sang pramugari”. Entah ngerti atau tidak jawaban sang pramugari, ibu yang bertanya tadi menjawab “ya dah” . akhirnya disuguhkan Nasi dengan lauk Ikan Ayam/potong. 

Kurang Lebih 1 Jam sebelum sampai di Madinah, Pilot sudah menurunkan ketinggian pesawat sehingga terasa sedikit oleng. Pemandangan alam saat pesawat dalam posisi ribuan kaki, pandangan kita lebih banyak dibatasi oleh langit dan sesekali dihiasi oleh “Lukisan Allah” yang tidak berbentuk tapi sungguh menakjubkan “Subhanallah”. Berbeda dengan ketika pesawat sudah terbang agak rendah terlihat pemandangan yang berbentuk seperti “rupa bumi”, ada garis putih yang menandakan “jalan raya” dan terlihat juga hamparan gurun pasir, sementara ketika sudah mendekati Bandar udara madinah yang terlihat lebih banyak bukit-bukit berbatu dan hamparan tandus tanpa pohon sedikitpun. Pukul 12.30 waktu Saudi Arabia Pesawat yang kami tumpangi mendarat di Lapangan Udara “Pangeran Mahmud bin Abdul Azis” Madinah.

Semua jamaah berucap Alhamdulillah Wasyukurillah………..kita sudah sampai, bahkan ada juga teman jamaah haji yang berbisik kepada saya setelah di Bandara “Air mata saya tidak tertahan karena perasaan yang bercampur antara haru dan bahagia”, seakan tidak percaya bahwa saat ini sedang berada di Tanah Suci yang penuh misteri dan menyimpan sejarah keislaman yang agung, negeri yang dulu hanya kita dengar dari Guru Agama di sekolah, negeri yang menjadi impian berjuta-juta umat islam, negeri yang gambarnya dipajang di rumah-rumah, negeri kehidupan Pembawa Risalah Islam yang sekarang menjadi cahaya penerang umat manusia seantero dunia bahkan di akherat kelak, dialah tempat tinggal Rasulullah SAW. beserta keluarga dan para sahabat. 

Setelah melalui pemeriksaan paspor di Bandara kita sudah ditunggu bus yang siap mengantar ke Penginapan (Hotel); setelah perjalanan kurang lebih setengah jam dari Bandara sampailah di Hotel Al-Wisam tempat Kloter Kami (Kloter 4 Surabaya) akan menginap selama kurang lebih 8 hari. Hotel tempat tinggal kami namanya Hotel Al-Wisam yang terletak kurang lebih 100 meter dari pintu masjid Nabawi, hanya nyebrang jalan langsung terlihat pintu masjid. 

Di Madinah umumnya Jemaah Haji tinggal di Hotel Berbintang, bagi yang tidak biasa tinggal di Hotel terlebih dahulu harus banyak bertanya mulai dari Lift untuk turun naik kamar hotel maupun cara penggunaan fasilitas hotel seperti stelan air di kamar mandi maupun fasilitas lainnya didalam kamar…jangan malu untuk bertanya. Pepatah mengatakan Malu Bertanya sesat di Jalan. Di Hotel walaupun kita tidak berjalan tapi bisa juga tersesat… jangan-jangan nanti begitu sampai di kamar karena kepingin sekali buang air kecil langsung masuk toilet dan ketika membasuh Anunya…Wahhhhh air panas…kasian dong anunya..itu juga tersesat namanya. Kenyataannya selama kami di Madinah banyak juga yang tersesat terutama jemaah yang sudah berusia lanjut. Di Masjid Nabawi sholat jamaah laki-laki terpisah jauh dengan jamaah perempuan sehingga walaupun bersama-sama berangkat dari hotel (terutama pasangan suami isteri) sampai di Masjid kita pasti berpisah, Oleh karena itu beberapa hal yang perlu dilakukan ketika berada di Masjid Nabawi: 
1. Ingat dan bila perlu catat nomor pintu masuk ke halaman masjid     karena hampir semua pintu modelnya sama dan terkadang kita         tidak tahu arah mata angin apakah utara selatan timur ataupun         barat; 
2. Untuk memudahkan mengingat Hotel tempat menginap dan             sebagai identitas kalau-kalau tersesat, mintalah pada petugas           hotel Kartu Identitas Hotel (pada kartu tercatat lengkap Nama          Hotel, Alamat dan Nomor Telpon). 3.Catat Nomor HP              
     Pembimbing atau teman lainnya

ACARA PELEPASAN JEMAAH HAJI KBIH AL-UKHUWAH
OLEH BUPATI LOMBOK TIMUR
DI JONTAK TANGGAL 16 OKTOBER 2010



LAPORAN KETUA KBIH "ALUKHUWAH" SAAT PELEPASAN JCH


TAUSYIAH DAN PELEPASAN JEMAAH CALON HAJI "AL-UKHUWAH" 
OLEH BUPATI LOMBOK TIMUR (H. SUKIMAN AZMY).


TGH. AYUDIN NURUDIN, Lc.(PIMP. PONPES "RAUDHATUL AZHAR") MEMIMPIN DO'A 
  

SUASANA JEMAAH PADA MALAM DAN HARI KEBERANGKATAN 
MENUJU TANAH SUCI .

No comments:

Post a Comment